Ballon d’Or tak Adil Untuk Gelandang
jpnn.com - PARIS - Kegagalan Franck Ribery merengkuh trofi Ballon d’Or menyisakan banyak cibiran. Gelandang Bayern Muenchen itu dianggap diperlakukan sebagai anak tiri. Hal itu sekaligus menguatkan stigma Ballon d’Or memang tak pernah diperuntukkan bagi para gelandang.
Setidaknya, itulah yang diungkapkan asisten pelatih Paris Saint Germain, Claude Makelele. Mantan gelandang timnas Prancis itu menilai, Ballon d’Or dianggap selalu menjadi jatah para striker.
Sementara, para gelandang, bek atau kipper tak ubahnya penggembira. Padahal, Ribery sangat layak mendapatkannya. Pasalnya, pemain berusia 30 tahun itu memberi andil besar dalam kesuksesan Muenchen merebut lima gelar musim lalu.
“Posisi sebagai gelandang sering tak mendapat apresiasi. Ballon d’Or diberikan pada para striker. Kita harus lebih memikirkan para gelandang,” terang Makelele di laman resmi PSG, Sabtu (25/1).
Makelele mungkin ada benarnya. Dalam enam tahun terakhir, tropi bergengsi itu selalu dibawa pulang para ujung tombak. Gelandang terakhir yang memenangkan tropi itu ialah Kaka pada musim 2007 silam.
“Padahal, posisi sebagai gelandang sudah berubah. Mereka dituntut untuk bertarung, mengatur strategi hingga menggiring bola. Ini peran yang sulit. Hanya ada beberapa pemain yang bisa melakukannya,” tegas Makelele. (jos/jpnn)