Bamsoet Dilantik Jadi Dewan Pembina E-Sport Indonesia Bersama Sandiaga Uno
jpnn.com, JAKARTA - Ketua MPR RI Bambang Soesatyo dilantik menjadi Ketua Dewan Pembina Pengurus Besar (PB) e-Sport Indonesia periode 2020-2024 bersama Sandiaga Uno, dan Kepala Badan Intelijen Negara Budi Gunawan menjadi Ketua Umum. Kehadiran PB e-Sport Indonesia bukan hanya akan makin mengembangkan potensi e-Sport nasional, melainkan juga menggenjot potensi ekonomi yang dihasilkan dari e-Sport bagi masyarakat.
"Dalam salah satu kajian World Economic Forum 2018, memprediksi ledakan e-Sport dunia akan menjadi bisnis 1 milliar dolar dengan audience mencapai 300 juta penggemar. Prediksi tersebut sangat beralasan, lantaran di tahun 2018 saja, e-Sport dunia diprediksi mencatatkan perputaran uang mencapai USD 905 juta. Begitu pun di Indonesia, demam e-Sport sudah melanda lintas usia dan status sosial. Jika tak diwadahi, potensi pengembangannya tak akan bisa berkembang dengan baik," ujar Bamsoet usai dilantik menjadi Ketua Dewan Pembina PB e-Sport Indonesia 2020-2024, di Jakarta, Sabtu (18/1/20).
Mantan Ketua DPR RI dan mantan Ketua Komisi III DPR RI ini menuturkan siapa yang menyangka jika dari game, bisa menghasilan pendapatan luar biasa. Salah satu pemain e-Sport terkemuka dunia, Kuro Takhasomi dari Jerman, berhasil mencatatkan penghasilan dari e-Sport mencapai USD 3,5 juta. Indonesia juga tak kalah, lima atlet e-Sport Indonesia juga telah mencatatkan pendapatan yang fantastis. Seperti Hansel “BnTeT” Ferdinand dengan pendapatan mencapai Rp 1,5 miliar, dan Kevin “Xccurate” Susanto dengan pendapatan mencapai Rp 984 juta.
“PB e-Sport punya tugas yang banyak sekali untuk menumbuhkembangkan e-Sport. Karena itu, didalamnya terdiri dari berbagai tokoh yang berkecimpung di berbagai sektor. Salah satu fokus kedepan adalah bagaimana meningkatkan kualitas jaringan internet nasional. Hal ini bukan hanya berguna bagi e-Sport, namun juga berbagai bidang lainnya,” tutur Bamsoet.
Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (KADIN INDONESIA) ini menambahkan, dari hasil kajian Ookla, perusahaan global yang menguji dan menganalisis kecepatan internet di berbagai negara, kecepatan internet Indonesia di tahun 2019 lalu menempati peringkat ke-42 dari 46 negara yang di survei. Rata-rata kecepatan internet kabel Indonesia 15,5 Mbps, kalah jauh dibanding rata-rata kecepatan internet dunia sebesar 54,3 Mbps.
"Dengan Malaysia saja kita masih kalah karena sudah mencapai 63,5 Mbps. Kecepatan internet, selain dibutuhkan e-Sport juga dibutuhkan oleh para pengusaha online, pelajar, maupun berbagai kalangan lainnya," pungkas Bamsoet.(jpnn)