Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Bamsoet Minta BSSN & Polri Buru Pelaku Wangiri Maling Pulsa

Senin, 02 April 2018 – 15:15 WIB
Bamsoet Minta BSSN & Polri Buru Pelaku Wangiri Maling Pulsa - JPNN.COM
Panggilan dari nomor luar negeri untuk mencuri pulsa yang kini dikenal dengan sebutan Wangiri. Foto: Ayatollah Antoni/JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Ketua DPR Bambang Soesatyo menyoroti maraknya penipuan untuk menyedot pulsa dengan modus panggilan telepon internasional. Menurut dia, modus penipuan sekali dering yang kini dikenal dengan sebutan Wangiri itu sudah meresahkan konsumen pengguna ponsel.

Bamsoet -panggilan akrabnya- menyatakan, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) dan operator seluler harus segera merespons praktik penipuan itu dengan memblokir panggilan internasional yang mencurigakan berfrekuensi tidak wajar. “Ini sebagai upaya pencegahan kasus pencurian pulsa tersebut,” ujarnya, Senin (2/4).

Menurut Bamsoet, penipuan dengan modus serupa pernah terjadi pada 2013 dan 2016. Mantan ketua Komisi III DPR itu pun mendorong Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) agar berkoordinasi dengan provider seluler untuk menginvestigasi modus pencurian pulsa dengan panggilan tak terjawab itu.

Selain itu, Bamsoet juga meminta Kapolri Jenderal Tito Karnavian menugaskan Bareskrim Polri yang memiliki Direktorat Tindak Pidana Siber untuk mengusut tuntas motif pencurian pulsa dengan panggilan internasional yang diketahui oleh provider.

Legislator Golkar itu juga berharap agar masyarakat mengabaikan panggilan telepon dari nomor luar negeri yang tak dikenal. “Serta demi keamanan untuk tidak mencantumkan nomor telepon pribadi pada akun media sosial,” cetusnya.

Praktisi keamanan siber Pratama Persadha mengatakan, pemerintah harus menindak tegas para penjual data pribadi masyarakat, termasuk nomor telepon. Sebab, kemungkinan besar data nomor tersebut didapatkan secara gratis atau dijual murah di internet.

Menurut Pratama, Wangiri tidak pertama kali terjadi. Pada 2016 lalu sejumlah operator melaporkan adanya panggilan tak terjawab (missed call) secara masif dari prefix luar negeri bernomor +77. Kali ini prefix yang menyerang masyarakat adalah +242 yang berasal dari Kongo.

Wangiri dengan prefix +242 pernah membuat heboh warga Swedia pada 2013. “Praktik  Wangiri ini cukup meresahkan masyarakat,” tegasnya.(boy/jpnn)

Ketua DPR Bambang Soesatyo menyatakan, modus penipuan sekali dering yang kini dikenal dengan sebutan Wangiri sudah meresahkan konsumen pengguna ponsel.

Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News