Bamsoet Sarankan Indonesia Tiru Sistem Big Data di Amerika
jpnn.com, JAKARTA - Ketua DPR RI Bambang Soesatyo menegaskan di era digitalisasi dan teknologi yang terus berkembang pesat, kunci pemenangan pesta demokrasi di Indonesia tidak hanya cukup mengandalkan strategi konvensional.
Pemanfaatan big data di dunia maya sebagai salah satu cara pemenangan Pilkada, Pileg serta Pilpres harus menjadi strategi baru pemenangan zaman now.
“Pemanfaatan teknologi digital dengan memanfaatkan big data yang terdiri dari miliaran megabyte data di dunia maya, dalam pemenangan Pilkada, Pileg dan Pilres harus mulai kita gunakan. Penggunaan teknologi akan menjadikan kampanye politik menjadi lebih rasional, karena berdasarkan fakta, data dan analisis yang valid,” ujar Bamsoet dalam acara Orientasi Fungsionaris Partai Golkar, di Jakarta.
Politikus Partai Golkar ini menuturkan serbuan media sosial dan kecanggihan teknologi akan memengaruhi masyarakat dalam menilai partai politik, politikus, kandidat kepala daerah ataupun kandidat presiden.
Sebaliknya, pemanfaatan teknologi juga memengaruhi politikus dalam mempelajari tentang karakter pemilih atau masyarakat.
“Di zaman old, para politikus biasanya menganalisis potensi perolehan suara berdasarkan distrik. Misalnya, dengan membagi dapil berdasarkan mayoritas-minoritas. Setelah adanya big data, para politikus bisa memanfaatkannya untuk memetakan demografi, sejarah kontribusi pemilih dalam politik, pandangan politik pemilih hingga urusan remeh seperti konsumsi media, aktivitas di media sosial hingga status kepemilikan rumah atau kendaraan,” sambung Bamsoet.
Bamsoet menuturkan penggunaan data Facebook oleh Cambridge Analytica untuk memenangkan Donald Trump dalam Pilpres Amerika Serikat tahun 2016, menjadi salah satu bukti efektivitas big data dalam kancah pertarungan politik.
Padahal, dalam berbagai survei sebelumnya popularitas Hillary Clinton sebagai pesaing utama Trump jauh lebih unggul.