Bank Ritel ANZ di Asia Dibeli DBS Singapura
Salah satu Bank terbesar di Australia, ANZ menjual operasional perbankan ritel mereka di lima negara di Asia kepada DBS Bank Singapura dan akan membukukan kerugian bersih senilai $265 juta atau sekitar Rp2,6 triliun dari kesepakatan transaksi ini.
Sejak Shayne Elliot mengambil alih kepemimpinan pada akhir tahun lalu, Bank ANZ memang berusaha untuk melepaskan bisnis mereka di Asia yang pernah dikukuhkan oleh mantan Kepala Eksekutifnya Mike Smith.
Kedua bank ini mengatakan harga penjualan operasional perbankan ritel tersebut mencapai sekitar $110 juta diatas nilai buku perbankan ritel ANZ dan bisnis pengelolaan kekayaan ANZ di Singapura, Hong Kong, China, Taiwan dan Indonesia.
Namun demikian, ANZ telah memastikan kalau pihaknya akan membukukan kerugian sekitar $265 juta sebagai tanggungannya dari transaksi penjualan ini, termasuk mencatat penurunan nominal aset untuk perangkat lunak, itikad baik dan aset tetap, serta berbagai biaya transaksi lainnya.
Di sisi positifnya, penjualan ini akan membebaskan dana yang dimiliki ANZ, tingkat rasio modal inti utama atau CET-1 Bank ANZ juga meningkatkan hingga 15-20 basis poin.
Kondisi ini tentunya dapat membantu ANZ memenuhi persyaratan peraturan baru yang lebih ketat dari pengawas perbankan Australia (APRA).
"Prioritas strategis kami adalah untuk menjadi bank yang dikapitalisasi dengan lebih baik dan lebih sederhana, serta lebih seimbang yang akan memfokuskan diri pada daerah-daerah yang menarik di mana nantinya kami akan dapat mengukir kemenangan," kata Elliott dalam sebuah pernyataan.
Dia mengatakan langkah ini bukan berarti ANZ meninggalkan Asia, tapi hanya mengalihkan strategi bisnis ANZ dari perbankan retail konsumen ke fokus yang lebih besar pada bisnis perbankan besar dan pembiayaan perdagangan.
"Transaksi ini akan menyederhanakan bisnis kami sambil memungkinkan kami menuai keuntungan dari tingkat pertumbuhan yang lebih besar di kawasan Asia.â€
“Kami akan memfokuskan diri pada bisnis terbesar dan paling sukses kami di Asia – yakni perusahaan perbankan besar dan lembaga yang didorong oleh klien melalui perdagangan dan arus modal terutama di Australia dan Selandia Baru,†kata Elliott menambahkan.
Meski sempat tertunda berbagai persetujuan peraturan, penjualan berbagai bisnis perbankan ritel ANZ kepada DBS ini diharapkan dapat rampung pada pertengahan tahun depan.
Kedua bank berharap dapat merampungkan serah terima [kepemilikan] di semua pasar pada awal tahun 2018.
Kalangan investor ANZ tampaknya tidak terlalu positif menyikapi kesepakatan, terbukti saham bank ANZ sempat mengalami penurunan sebesar 0,9 persen menjadi $27,38 pada Senin (31/10) siang. Penurunan nilai saham ini tercatat lebih besar dibandingkan dengan penurunan yang juga dialami 4 bank pesaing besar ANZ lainnya pada sesi pembukaan perdagangan saham untuk pasar secara keseluruhan.
Diterjemahkan pada pukul 22:30 WIB, 31/10/2016, oleh Iffah Nur Arifah. Simak beritanya dalam Bahasa Inggris disini.
Lihat Artikelnya di Australia Plus