Bank Syariah Mandiri Pasang Target Rp 6 Triliun
jpnn.com - SURABAYA – Pasar korporasi menjadi ceruk potensial bagi perbankan syariah. Pasalnya, pasar syariah memiliki daya tahan kuat terhadap melemahnya perekoniam.
”Kami menyasar perusahaan dan instansi yang mau menerapkan ekonomi syariah secara pure (murni). Nantinya, mereka pasti akan mengikuti dengan menggunakan cash management system dari bank syariah,” kata Regional Business Control PT Bank Syariah Mandiri (BSM) Regional V Happy Pujolaksono akhir pekan lalu.
Dengan konsep bagi hasil, lanjut dia, banyak korporasi yang tertarik karena keuangan perusahaan akan lebih aman ketika terjadi krisis. Penggunaan jasa perbankan konvensional akan lebih riskan bagi perusahaan.
”Sebab, bunga bank bergantung pada banyak kondisi. Misalnya, suku bunga acuan, kondisi makroekonomi, kebijakan internal, serta faktor perekonomian secara global,” lanjut dia yang membawahi wilayah kerja Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB), dan Nusa Tenggara Timur (NTT) itu.
Saat ini, banyak perusahaan yang berpaling dalam hal pengelolaan keuangan perusahaan dari konvensional ke syariah. Karena itu, dia bisa meningkatkan porsi current account saving account (CASA) dan fee based income (FBI).
Pada Maret 2016, CASA BSM menempati 69 persen dari total dana pihak ketiga (DPK). Hingga akhir tahun, BSM menargetkan CASA bisa meningkatkan porsinya 80–85 persen.
Untuk DPK, BSM mencatatkan dana Rp 4,1 triliun per April 2016. Sementara itu, target DPK hingga akhir 2016 mencapai Rp 6 triliun. Dari sisi FBI, per April 2016 lalu sudah terkumpul Rp 3 miliar. ”Tahun ini kami berharap FBI bisa tumbuh 300 persen,” sambung Happy. (rin/jos/jpnn)