Banyak Crossborder Festival, Saatnya Traveling ke Atambua
Setelah satu jam menempuh jalan berkelok, sebuah papan kecil penunjuk arah ke air terjun. Papan kecil itu bertulis Air Terjun Mauhalek 800M. Portal bambu di pintu masuk dibuka petugas, setelah pengunjung membayar retribusi desa Rp 10 ribu.
Lokasi air terjun benar-benar berada tidak jauh dari garis demarkasi RI-Timor Leste. Tidak jauh dari lokasi air terjun terdapat jajaran rumah-rumah penduduk Timor Leste. Garis demarkasi Timor Leste-RI di sini bukan jajaran patok pembatas, tapi sebuah sungai kecil. Seberang sungai adalah wilayah Timor Leste.
Tidak jauh dari air terjun, masuk wilayah Indonesia, terdapat sebuah rumah yang dihuni seorang kakek penjaga air terjun. Kakek itu ditaksir berusia 80 tahun, dan tidak bisa berbahasa Indonesia, tapi Tetun.
Dari tempat parkir mobil, perjalanan ke air terjun harus dilalui dengan jalan kaki. Pengunjung lebih dulu menuruni 50 anak tangga, dengan kemiringan 80 derajat. Setelah itu melewati jalan sepanjang seratus meter, dengan kebun jagung dan persawahan di kiri dan kanannya, untuk sampai ke lokasi air terjun.
Gemerisik dedaunan diterpa angin meningkahi gemericik air menuruni bebatuan. Sebagian batu berlapis lumut, lainnya tidak. Molekul air yang mengapung di udara sekitar air terjun diterpa matahari dan membentuk pelangi.
Suasana itu membuat siapa pun yang datang akan tergoda untuk menanggalkan pakaian, dan terjun ke kolam kecil di bawah air terjun. Atau, dengan hati-hati menaiki batu dan menyentuh air yang menuruni bebatuan. Jika banyak waktu, puaskan menikmati seluruh keindahan di sekitar air terjun. Namun, satu hal yang tidak boleh dilupakah bahwa Atambua juga punya Fulan Fehan -- sebuah lembah di kaki Gunung Lakaan.
Lembah berada di Desa Dirun, Kecamatan Lamaknen, Kabupaten Belu, sekitar 26 kilometer dari Atamba. Sejauh mata memandang, dan selebar yang bisa kita sebut, adalah kehijauan. Pohon-pohon kaktus tumbuh subur, dan kuda-kuda liar berlarian dalam kelompok besar dan kecil.
Tidak jauh dari lembah terdapat obyek wisata bersejarah, yaitu Benteng Ranu Hitu atau Benteng Lapis Tujuh. Benteng terletak di puncak Bukit Makes. Sedangkan di Bukit Batu Maudemu, terletak di Desa Maudemu, terdapat peninggalan sejarah berupa kuburan Bangsa Melus.