Banyak SKPD yang Tak Legowo
Perizinan Satu Atap Terhambat Perangkat DaerahSenin, 26 Oktober 2009 – 10:25 WIB
”Ego sektoral semacam itu semakin kental khususnya pada sejumlah instansi vertikal yang ada di daerah sehingga pelayanan publik menjadi panjang dan berbelit-belit,” ucapnya, turut diamini Gubenur Kalteng Agustin Teras Narang. Jasin menegaskan, cepat atau lambat segala perizinan publik yang ditangani tiap SKPD harus diserahkan secara khusus kepada lembaga perizinan satu pintu seperti yang terjadi di daerah lain. Oleh karena itu ia berharap SKPD di Kalteng bisa meniru pelayanan di daerah lain. Temuan lain KPK, tutur Jasin, adalah persepsi masyarakat tentang kualitas layanan publik yang masih berbeda antara perkotaan dengan pedalaman sesuai dengan tingkat kekritisan dan pendidikan warga setempat.
"Di perkotaan, seperti Palangkaraya, walau pemda sudah bekerja dengan bagus, selalu dibilang kurang dan tidak sesuai harapan. Berbeda dengan pedalaman seperti di Kuala Kurun, atau di daerah kabupaten lainnya di Provinsi Kalteng," katanya.Menurut dia, evaluasi terhadap pelayanan publik dan pelaksanaan tatakelola pemerintahan yang baik akan terus dilakukan berkala. Secara umum, Jasin menilai, terdapat perbedaan kemampuan antarpemerintah daerah di Kalteng dalam melaksanakan tatakelola pemerintahan. Antara perkotaan dengan daerah pemekaran terjadi kesenjangan. "Banyak terjadi kesenjangan. Ini kami pahami dan kami sebut dengan perbedaan, karena tidak bisa dipaksakan antara wilayah kota yang dinamis dengan pedalaman yang baru tumbuh," pungkasnya. (ga)