Banyak WNI Berperang di Filipina Selatan, Ini Analisis Pak Kivlan
jpnn.com, JAKARTA - Empat warga negara Indonesia (WNI) kini diburu Kepolisian Nasional Filipina atau Philippine National Police (PNP). Mereka diduga menjadi teroris dan bergabung dengan kelompok bersenjata di Marawi, Mindanao untuk berperang melawan tentara pemerintah di negeri yang kini dipimpin Presiden Rodrigo Duterte itu.
Mantan Kepala Staf Kostrad Mayjen (Purn) Kivlan Zen yang mengenal baik wilayah Pulau Mindanao mengatakan, ada banyak WNI yang berada di Marawi. Menurut hitungannya, WNI yang berperang di Marawi tidak hanya empat orang.
Kivlan mengatakan, ada puluhan WNI yang berada di Marawi yang sengaja dilatih untuk menjadi bagian dari kelompok pemberontak. "Jadi memang mereka para WNI sengaja dilatih di Marawi," ujar Kivlan seperti diberitakan JawaPos.Com, Rabu (31/5)
Mantan tentara yang dikenal punya banyak koneksi di Filipina Selatan itu lantas membeber analisisnya tentang banyaknya WNI yang tertarik bergabung dengan pemberontak di Mindanao. Menurutnya, masyarakat Indonesia tak memberi ruang bagi terorisme ataupun simpatisannya.
Di sisi lain, pemberontak di Filipina yang ingin mendirikan negara Islam mendapat dukungan warga muslim Mindanao. Itulah yang menarik WNI untuk pergi bertempur di Filipina.
Selain itu, WNI juga sangat diterima di Mindanao. "Jadi memang karena ajakan dan solidaritas para teroris," katanya.
Kivlan menambahkan, aparat tentara Filipina juga kewalahan menghadapi para pemberontak. Sebab, jumlah pemberontak ternyata melebihi tentara dan aparat keamanan Filipina.
“Di Filipina itu ada 110 ribu tentara, sedangkan pemberontaknya 500 ribu. Jadi pemberontak lebih kuat dari tentara," ujar tokoh militer yang pernah dipercaya menjadi negosiator pembebasan WNI yang disandera kelompok Abu Sayyaf di Filipina Selatan itu.(cr2/jpg)