BBM Masih Langka di Medan
Senin, 14 Juli 2008 – 10:33 WIB
Seperti yang terlihat di SPBU Simpang Limun, sejak pagi terjadi antrean panjang kendaraan. Hal serupa juga terjadi di SPBU Teladan. Antrean kendaraan membuat petugas SPBU kewalahan melayani permintaan pembeli. Antrean juga terlihat di SPBU Pertamina Jalan Putri Hijau Medan.
Direktur Lembaga Advokasi dan Perlindungan Konsumen (LAPK), Farid Wajdi, SH, MH kepada wartawan koran ini bilang, kelangkaan premium menunjukkan lemahnya pengawasan pemerintah terhadap suplai BBM dari Pertamina. Harusnya, katanya, dengan kenaikan harga BBM pemerintah semestinya menjamin ketersediaan BBM. Tapi, nyatanya biaya mahal yang dikeluarkan masyarakat tersebut tak diimbangi dengan ketersediaan dan pelayanan maksimal. "Pemerintah sekali lagi menyakiti masyarakat. Belum sembuh luka saat BBM dinaikkan. Namun kini diperparah dengan langkanya BBM," ujarnya.
Farid menambahkan, kelangkaan BBM ternyata tak hanya terjadi di Medan, di wilayah di Sumut lainnya juga mengalami hal serupa seperti Gunung Tua, Sidimpuan dan Siantar. Demikian juga di daerah lain seperti Palembang, Jambi, Jawa dan Kalimantan. Dia menilai, alasan yang selama ini dikatakan Pertamina yakni terhambatnya transportasi akibat kapal rusak, mobil rusak dan sebagainya cukup dimaklumi meski tak masuk akal. "Manajemen distribusi Pertamina memang lemah," katanya.
Karenanya, dia meminta pemerintah memberi tekanan kepada Pertamina, sehingga ketersediaan BBM dapat terpenuhi. Sebab jika persediaan BBM mencukupi, berarti distribusi Pertamina yang tidak maksimal. Saat ditanya apakah kelangkaan itu ada kaitannya dengan gejolak politik menjelang pelaksanaan Pemilu? Farid mengaku, bisa saja. Sebab, kata dia, pada pengelaman sebelumnya juga terjadi hal serupa. Seperti saat Megawati mengakhiri jabatannya serta masa Gus Dur dan BJ Habibie.
Dia mengaku, citra pemerintahan SBY akan semakin parah dengan kelangkaan BBM. Sebab dengan kenaikan yang baru saja terjadi, SBY sudah kehilangan pamor dimata masyarakat. "Karenanya harus segera diselesaikan. Saya tak bisa pastikan ini ada kaitannya dengan aspek politis. Namun kenyataan itu tak bisa ditampik," tandasnya. Sementara itu Humas Pertamina, Fitri Erika hingga tadi malam tak berhasil dihubungi. (den)