Begini Cara Kerja Viagra untuk Perempuan
jpnn.com - WASHINGTON - Perempuan muda di Amerika Serikat (AS) yang sudah kehilangan gairah untuk berhubungan dengan pasangannya kini bisa bernapas lega. Sebab, Selasa (18/8)
WASHINGTON - Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA) Amerika Serikat, Selasa (18/8), menyetujui peredaran viagra untuk perempuan. Obat peningkat libido itu mulai dijual di pasaran pada Oktober mendatang.
''Persetujuan hari ini menyediakan pilihan perawatan bagi perempuan yang tertekan karena memiliki hasrat seksual yang rendah,'' ujar Direktur Pusat Penelitian dan Evaluasi Obat FDA Janet Woodcock.
Obat yang diproduksi Sprout Pharmaceuticals akan diedarkan dengan nama dagang Addyi. Berbeda dengan viagra untuk laki-laki yang bekerja pada aliran darah menuju alat kelamin, Addyi atau yang juga dikenal dengan Flibanserin bekerja dengan cara meningkatkan unsur kimia tertentu di otak yang bertujuan meningkatkan libido.
Sejatinya, mengenai viagra untuk perempuan, izin produksinya sudah berkali-kali diajukan beberapa perusahaan. Namun, berkali-kali juga FDA menolak. Addyi dua kali ditolak karena memiliki efek samping seperti mual, pusing, hingga tidak sadarkan diri.
Namun, pengajuan terakhir mereka yang dirapatkan pada 4 Juni lalu berakhir manis. Sebanyak 18 anggota FDA menyatakan setuju, hanya enam orang yang menolak.
Tidak semua perempuan bisa mengakses obat tersebut. Sebab, Addyi hanya ditujukan untuk perempuan-perempuan yang menderita gangguan hasrat seksual hipoaktif atau hypoactive sexual desire disorder (HSDD).
Perempuan penderita HSDD pada awalnya normal dan aktif secara seksual. Namun, karena beberapa hal, misalnya, stres, rendah diri, pelecehan seksual, perubahan hormon, operasi, dan menderita penyakit seperti diabetes, libido mereka tiba-tiba hilang.
Diperkirakan, 8-14 persen perempuan di AS yang berusia 20-49 tahun menderita HSDD. Selama ini, tidak ada satu pun obat yang bisa menangani penyakit itu. Padahal, HSDD bisa merusak hubungan pasangan suami-istri. Karena alasan itulah, FDA akhirnya mengizinkan produksi dan penjualan Addyi.
CEO Sprout Pharmaceuticals Cindy Whitehead menyatakan, mereka akan mempromosikan dan menjual Addyi dengan hati-hati. Sebab, jika dikonsumsi perempuan normal, Addyi tidak akan terlalu berefek.
''Kami tidak ingin pasien yang tidak akan mendapat manfaat dari obat ini meminumnya dan mengatakan kepada semua orang bahwa obat ini tidak bekerja dengan baik,'' ujarnya.
Meski sudah diizinkan beredar, bukan berarti efek samping Addyi sudah hilang. Addyi akan berefek buruk pada tekanan darah jika diminum berbarengan dengan alkohol. Karena itu, obat tersebut harus diresepkan dokter. Jika sudah dipakai selama delapan minggu dan tidak ada peningkatan, pemakaian harus dihentikan. (AFP/BBC/sha/c23/ami)