Begini Penjelasan BMKG Mengenai Angin Kencang di Jabodetabek Kemarin
jpnn.com, JAKARTA - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan penjelasan mengenai peristiwa angin kencang yang terjadi di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek), Sabtu (5/3) kemarin.
Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto melihat penyebab angin kencang karena adanya dinamika atmosfer di Samudera Hindia wilayah Sumatera hingga selatan Bali.
Kondisi itu meningkatkan pertumbuhan awan hujan dan sirkulasi siklonik di wilayah Jabodetabek hingga Jawa Barat.
"Berdasarkan analisis Streamline terpantau sirkulasi siklonik di Samudera Hindia barat daya Sumatera, Samudra Hindia Selatan Bali, yang membentuk daerah pertemuan dan perlambatan kecepatan angin di Jawa Barat dan Jabodetabek," kata Guswanto dalam siaran persnya, Sabtu (5/3).
Menurut dia, kondisi tersebut mampu meningkatkan pertumbuhan awan hujan di sekitar sirkulasi siklonik dan di daerah konvergensi.
Guswanto menyebut faktor lain, yakni kondisi di wilayah Jawa Barat dan Jabodetabek yang berada pada kategori labilitas kuat.
Menurut dia, kondisi itu dipicu adanya awan konvektif seperti jenis Cumulonimbus yang bergerak dari wilayah Banten mengarah ke Jabodetabek.
"Berdasarkan pantauan citra radar dan citra satelit, kejadian angin kencang di wilayah Jabodetabek tersebut dipicu oleh sistem awan konvektif seperti jenis Cumulonimbus (Cb) yang bergerak dari wilayah barat Banten ke arah timur menuju wilayah Jabodetabek dengan dimensi sistem awan yang memanjang dari utara ke selatan," ucap dia.
Awan itu menimbulkan embusan angin yang cukup kencang hingga menyebabkan hujan di wilayah Banten dan Jabodetabek.
"Keberadaan sistem awan konvektif yang bergerak dari arah barat tersebut, selain menimbulkan hembusan angin yang cukup kencang, juga menyebabkan terjadinya hujan di wilayah Banten dan Jabodetabek dengan durasi yang beragam ringan hingga lebat dalam durasi singkat seperti yang terlihat dari citra radar cuaca," ujarnya.
Diketahui, sejumlah wilayah di Jabodetabek terdampak angin kencang yang mengakibatkan sejumlah gedung rusak bahkan menimbulkan korban jiwa. (tan/jpnn)