BEI Gencarkan Kampanye Investasi Pasar Uang
jpnn.com - JAKARTA – Bursa Efek Indonesia (BEI) melakukan kampanye investasi di pasar uang untuk meningkatkan jumlah investor di pasar modal melalui. Instrumen di pasar uang bisa menjadi pintu masuk investasi di pasar modal karena risikonya sangat kecil dan likuid.
Direktur Pengembangan BEI Nicky Hogan menyatakan, instrumen investasi di pasar uang tidak jauh berbeda dengan tabungan di perbankan. Bahkan, pasar uang menawarkan imbal hasil yang lebih besar jika dibandingkan dengan bunga deposito di perbankan.
’’Tantangannya adalah mengubah pola pikir masyarakat dari gemar menabung menjadi gemar berinvestasi,’’ katanya.
President Director PT Indo Premier Securities Moleonoto The menjelaskan, masyarakat Indonesia sudah sangat mengenal budaya menabung di bank. Buktinya, hingga kuartal pertama tahun ini, dana pihak ketiga dalam bentuk tabungan di perbankan mencapai Rp 4.700 triliun.
Namun, pada saat yang sama, total nilai reksa dana pasar uang yang sangat mirip dengan program tabungan di bank hanya mencapai Rp 31 triliun. Artinya, nilai investasi di pasar uang hanya 0,6 persen jika dibandingkan dengan total tabungan di perbankan.
Kondisi tersebut berbanding terbalik dengan Amerika Serikat. Jumlah tabungan masyarakat di perbankan mencapai USD 12,4 triliun. Sementara itu, nilai reksa dana pasar uang USD 3,7 triliun atau setara 30 persen.
Moleonoto menyatakan, edukasi tentang produk reksa dana pasar uang di Indonesia masih minim. Demikian pula dengan sulitnya mengubah kebiasaan di masyarakat yang tidak bisa secara instan. ’’Namun, hal tersebut menandakan bahwa potensinya masih sangat besar,’’ ungkapnya.
Padahal, reksa dana pasar uang menjanjikan return 8–9 persen per tahun. Itu artinya lebih tinggi jika dibandingkan dengan bunga deposito yang berkisar enam persen per tahun atau justru produk tabungan di perbankan yang hanya memberi return kurang dari dua persen per tahun. (gen/jos/jpnn)