Bencana Alam Picu Kemiskinan Baru
jpnn.com - JAKARTA--Pemerintah melalui Kementerian Koordinator Kesejahteraan Rakyat menegaskan, bahwa sejumlah bencana alam yang terjadi di Indonesia sejak awal tahun hingga pertengahan januari 2014 ini terlah memicu kemiskinan baru. Hal tersebut pula yang kemudian menyebabkan penurunan jumlah penduduk miskin mengalami kelambatan.
"Pada umumnya setiap bencanan ada korban harta dan bahkan ada korban jiwa. Secara logis mereka yang kehilangan harta benda jatuh miskin dan menambah kemiskinan baru. Selain itu mereka juga tidak bekerja selama bencana terjadi," ujar Deputi Menko Kesra Bidang Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan dan Pemberdayaan Masyarakat Sujana Royan saat dihubungi kemarin.
Sujana mengatakan, kombinasi faktor-faktor tersebut yang kemudian melahirkan orang miskin baru. Yang berdampak langsung pada perlambatan pemerintah dalam menguranagi angka kemiskinan. Menurut data yang ia peroleh, setidaknya ada tambahan 480 ribu jiwa penduduk Indonesia yang menjadi penduduk miskin baru pada bulan Maret-September 2013. Pola yang terjadi adalah setiap pertambahan satu persen prosentase kemiskinan maka terjadi penambahan sebanyak 200-300 penduduk miskin baru di Indonesia.
"Kita tidak bisa pialh satu persatu, tapi yang jelas bencana alam menjadi salah satu penyumbang dari pertambahan tersebut, disamping adanya kenaikan harga bbm dan kenaikan inflasi," ungkapnya. Angka kemiskinan ini, dijelaskan olehnya, adalah perbedaan antara jumlah penduduk miskin menjadi tidak miskin dibanding dengan jumlah penduduk yang tadinya tidak miskin menjadi miskin akibat berbagai sebab.
Menghadapi pertambahan ini, pihaknya telah mempersiapkan beberapa cara untuk menekan angka kemiskinan yang terjadi. Salah satunya adalah program cash for fork, yang telah diterapkan pada korban letusan gunung Sinabung beberapa waktu lalu.
Pada program ini, pemerintah membagikan sejumlah uang kepada para korban sebagai pengganti pendapatan yang seharusnya mereka dapatkan dalam kondisi normal. Setiap kepala keluarga mendpat jatah Rp 50 ribu. Pada tahap pertama, sebanyak delapan ribu lebih kepala keluarga yang mendpatkan bantuan tersebut selama 20 hari.
"Meskipun tidak sepenuhnya dapat mengganti pendapatan mereka, namun diharapkan program ini dapat membantu keseharian mereka," tuturnya.
Dalam waktu dekat, tahap kedua akan segera dilakukan oleh pihaknya mengingat jumlah pengungsi yang semakin banyak. Selain itu, program cash for work ini juga direncanakan akan diberikan pula bagi korban banjir Manado. (mia)