Bencana Susulan Mengancam
jpnn.com - BATU - Didera hujan sekitar dua bulan, jalur lalu lintas utama Batu-Kediri, Rabu kemarin tertutup longsoran tebing di kawasan Payung Dua. Diperkirakan, longsor tersebut disebabkan kondisi material, tekstur dan struktur tanah yang mengalami titik jenuh akibat guyuran hujan.
Diprediksi, ancaman longsor masih rentan terjadi di daerah itu hingga Kasembon Kabupaten Malang.
Beruntung, sejak awal Badan Penanggulangan Bencana Daearah (BPBD) Kota Batu sudah memasang slope monitoring sebuah alat untuk mendeteksi gerakan tekstur tanah. Sehingga begitu terjadi longsoran, semua gabungan petugas mulai dari BPBD, Kepolisian, Koramil, PMK maupun relawan dari warga langsung bergerak membersihkan tumpukan tanah dan batu yang menutup ruas jalan, termasuk mendatangkan alat berat beckhoe loader milik PU.
Arus lalu lintas dari dua arah pun yang antre sepanjang sekitar 2 Km, terpaksa harus melintas bergantian. Kondisi arus lalu lintas bisa melintas normal, sekitar pukul 16.00 WIB.
Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Kota Batu, A.C Rohim mengatakan, sepanjang tahun ini sudah sekitar 25 kejadian longsor yang melanda wilayah kota sejuk ini. ”Longsor diperkirakan terjadi 12.00 WIB dan minimnya perlengkapan evakuasi material menyebabkan penanganan terhambat,’’ ungkap Rochim.
Dia pun mengakui, peralatan dan logistik yang dimiliki BPBD juga masih minim. Dalam kejadian-kejadian bencana alam seperti itu, semestinya instansi yang dia pimpim punya papan nama peringatan bahaya, peralatan instalasi listrik (kabel, lampu sorot) untuk antisipasi bencana di malam hari. Kebutuhan lainnya, alat komunikasi HT, peralatan dapur umum, sepatu bot, jas hujan, sarung tangan, cangkul dan sekop benar-benar sangat dibutuhkan.
Lantas, dia berharap ada peran dari para pengusaha dalam membantu baik itu logistik bagi korban bencana, maupun perbaikan infrastruktur yang rusak akibat bencana. ” Anggaran dari Pemkot tidak seberapa, makanya kami harap dari pihak pengusaha melalui CSR,’’ pungkasnya. (mik/lyo)