Berapa Nyawa Lagi Harus Hilang Karena Tawuran?
Pemprov DKI maupun aparat kepolisian tidak tinggal diam. Sejumlah langkah dilakukan. Dua pekan lalu Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) memerintahkan pembubaran 15 geng pelajar di Jakarta.
’’Selain itu, bila terbukti menjadi otak geng pelajar, siswa tidak boleh bersekolah di Jakarta lagi. Tidak hanya dikeluarkan, dia akan di-blacklist,’’ tegas Ahok.
’’Masih banyak anak baik-baik yang ingin mendapatkan akses pendidikan di Jakarta secara benar,’’ tambahnya.
Polisi juga kerap menggelar razia di titik-titik yang kerap dijadikan para pelajar untuk berkumpul. ’’Kami sudah menahan beberapa. Kalau terindikasi pidana dan sulit dibina, tentu kami akan memprosesnya,’’ kata Kabidhumas Polda Metro Jaya Kombespol Rikwanto.
Namun, upaya tersebut tampaknya gagal. Aparat sepertinya tidak bisa memahami akar permasalahannya. Buktinya, angka tawuran pelajar justru meningkat jika dibandingkan dengan tahun lalu. Data polisi menyebutkan, tahun sebelumnya hanya terjadi 635 tawuran. Tapi, hingga November 2014, terjadi 769 tawuran.
Tengok saja penuturan Franky ketika ditanya soal pembubaran geng oleh Ahok. ’’Hahaha, ini gaya hidup, Bang. Sebagai pendatang baru, siapa pun harus membuktikan dirinya,’’ ucapnya, kemudian tertawa. ’’Lagian yang dibubarkan itu geng yang ada di Jakarta Selatan. Jakarta Barat mah aman,’’ tambah dia.
Kalau tindakan polisi bagaimana? Lagi-lagi Franky tertawa sebelum menjawabnya. ’’Polisi itu dari dulu musuh. Kami kucing-kucingan sejak dulu. Jadi, apa bedanya dengan sekarang,’’ tegasnya.
Hanya, Franky mengatakan bahwa saat ini dunia tawuran agak mendingin. Namun, dia yakin suasana dingin itu tidak berlangsung lama. Sebab, bulan lalu ada anak SMK BT yang kepalanya tertancap celurit. ’’Jadi, anak-anak BT pasti balas dendam,’’ kata dia serius.
Tampaknya, masalah pembuktian eksistensi diri, ditambah dendam tidak penting yang turun-menurun, masih akan membuat sisi dunia pelajar Jakarta semakin gelap. Sampai berapa nyawa lagi harus hilang hingga semuanya sadar bahwa tawuran-tawuran tersebut tidak ada gunanya. (all/agu/co1/ano)