Beras Impor Distop, tapi Distribusi Beras dari Jakarta Tak Lancar, Ini Akibatnya
jpnn.com - TANJUNGBATU - Stok beras di sejumlah pedagang di pasar Tanjungbatu, mulai menipis. Bahkan sejumlah kios-kios kecil di daerah ini mengalami kekosongan stok beras. Hal ini ditengarai terbitnya larangan impor beras oleh pemerintah Indonesia.
Distribusi beras dari Pulau Jawa yang belum masuk juga membuat kondisi ini semakin parah. Sehingga mengakibatkan harga beras di daerah ini melambung tinggi.
Rahim salah satu pedagang sembako mengaku dalam sepekan terakhir sudah tidak memiliki stok beras. Banyak masyarakat yang mengeluhkan, karena tidak adanya stok beras tersebut.
"Kita masih menunggu kiriman beras dari Jawa, belum jelas kapan bakal sampai ke Tanjungbatu," beber Rahim, Minggu (28/3).
Sejatinya, kata Rahim, pedagang mendukung kebijakan pemerintah yang menerbitkan larangan impor beras. Namun harus diimbangi dengan distribusi yang lancar sehingga stok mencukupi.
"Kalau memang pemerintah melarang beras impor, kami setuju. Tapi seharusnya diimbangi pula dengan kelancaran distribusi, dan kepatutan harga. Karena kami jauh dari sentra pertanian di Pulau Jawa. Sebaliknya, masyarakat di sini (Kundur, red), sudah terbiasa menikmati beras impor," terangnya.
Diakuinya beras Jawa merek Bumi Ayu arganya mencapai Rp 266.000 per karung berat 25 kilogram, sebelumnya harag eceran Rp 12.000 per kilogram, sekarang naik Rp 13.000 sampai 14.000 per kilogram. Kenaikan serupa juga terjadi pada harga gula pasir sebelumnya bisa dijual Rp 9.000 per kilogram, sekarang sudah naik Rp 12.000 per kilogram. (ims/ray/jpnn)