Beras Klorin Picu Kanker
jpnn.com - TEMUAN dosen Universitas Dr Soetomo Surabaya mengenai beras yang mengandung klorin beberapa waktu lalu cukup membuat miris. Sebab, mengonsumsi beras berklorin secara terus-menerus ternyata dapat berdampak langsung terhadap kesehatan anak.
Spesialis gizi Andriyanto menyatakan, kandungan klorin yang terdapat pada beras sebenarnya bersifat akumulatif jika dikonsumsi anak-anak. Dia menjelaskan, saat dikonsumsi, beras berklorin memang tidak memberikan reaksi langsung seperti mual atau muntah. Namun, dampaknya baru terasa beberapa tahun kemudian.
Andriyanto mengungkapkan, zat klorin mengandung bahan karsinogenik yang bisa mengakibatkan penyakit kanker. Pada tahap awal, gejala yang bisa muncul adalah kurangnya nafsu makan anak, badan tampak kurus, serta asupan gizi yang kurang. ''Itu gejala awalnya, tapi suatu saat bisa berkembang menjadi kanker dan gangguan fungsi ginjal,'' ujarnya.
Ciri beras yang mengandung klorin, kata Andriyanto, adalah putih mengkilap dan licin bila dipegang. Beras yang mengandung klorin juga bisa merusak saluran pencernaan. Misalnya, usus besar, lambung, dan kolon. Selain itu, beras berklorin dapat mengganggu peredaran darah serta memperberat kerja ginjal. ''Biasanya gagal ginjal dialami nanti sewaktu usia lanjut,'' terangnya.
Sebagai antisipasi, dia mengimbau agar beras berklorin dicuci sebersih mungkin. Jika selama ini dicuci sekali, beras berklorin bisa dibersihkan 3 hingga 4 kali. Andriyanto beralasan, dengan dicuci beberapa kali, zat yang terkandung pada beras tersebut akan berkurang. "Juga jangan terjebak anggapan beras bagus itu yang putih," katanya.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, dosen Fakultas Pertanian Universitas dr Soetomo (Unitomo) Surabaya Restu Tjiptaningdyah menemukan adanya beras yang mengandung klorin dan beredar di pasaran. Dalam penelitiannya, Restu mengambil sampel 16 jenis beras di pusat toko beras di Surabaya. Hasilnya, ada beberapa beras yang tercampur dengan zat berbahaya tersebut. (dha/c14/ayi)