Berkaus Palu Arit di Tengah Keramaian Malam Tahun Baru
Namun ia memastikan TNI juga akan ikut mendampingi kepolisian untuk bersama-sama menelusuri peredaran kaus palu arit yang mulai marak itu.
"Intinya, saat ini polisi lah yang memproses pelaku. Karena pelaku merupakan warga sipil. Namun kita juga tetap terus menempel bersama pihak kepolisian untuk mendalami kasusnya," ujarnya.
Sementara itu, Kapolsek Telanaipura, Kompol Ahmad Bastari Yusuf mengatakan masih melakukan peneriksaan intensif terhadap pelaku. Ia juga belum bisa berpsekulasi mengenai apakah pelaku merupakan kelompok radikal atau bukan.
"Kita ambil keterangan dulu terhadap pelaku, apakah pelaku kelompok radikal atau bukan. Dan kita dalami apa maksud pelaku menggunakan kaus berlambang komunis tersebut," katanya.
Polisi dan TNI suda mengecek tempat penjualan baju bekas tersebut. Namun penjual juga tidak mengetahui baju tersebut karena dia belinya langsung dalam bentuk karung. Tapi masih diselidiki dari mana datangnya barang tersebut.
“Menurut keterangan sementara baju dibeli seharga Rp 6 Ribu. Sudah dua kali dipakai. Dia pun mengaku tidak mengetahui bahwa dilarang keras menggunakan baju ataupun barang yang bersimbol palu arit. Katanya baju itu gambarnya bagus makanya dipakainya,”kata salah satu anggota yang minta namanya tak disebutkan.
Untuk diketahui, ini bukan yang pertama ditemukan di Jambi. Sebelumnya, sempat beredar di Medsos soerang pemuda yang sedang naik ojek mengenakan switer merah dengan logo palu arit di bagian belakang.
Foto pria itu langsung menyebar dan menjadi viral di medsos. Belum lama ini, seorang pedagang di pasar angso duo juga kedapatan memakai kaus berlogo palu arit. Pedagang itu langsung di amankan oleh anggota TNI. (zen/mui)