Berkunjung ke Tempat Pendaurulangan Sampah Elektronik di Panasonic Eco Technology Center Jepang
Televisi Dipereteli, Dihancurkan, Jadilah Televisi LagiSenin, 18 Oktober 2010 – 07:17 WIB
Hingga kini, sudah sekitar tujuh juta sampah elektronik yang mereka hancurkan. Proses itu memisahkan aluminium hingga 9,8 ribu ton. Jumlah tersebut bisa dipakai untuk membuat 85 jumbo jet. Atau, 113 ribu ton besi yang bisa dimanfaatkan untuk menghasilkan 138 ribu mobil. Jumlah yang cukup fantastis. Bayangkan kalau tidak didaur ulang. Betapa tinggi tumpukan sampah elektronik tersebut.
Tomita mengatakan, selain mendapatkan dukungan dana dari Panasonic, Petec memperoleh keuntungan dari penjualan kembali produk daur ulang. Mereka juga mendapatkan dana dari ongkos pengolahan sampah elektronik. Menurut undang-undang, ongkos itu dibebankan kepada pemilik barang. Berbeda dengan Indonesia. Pemilik mendapat uang dari tukang rombeng tanpa tahu barang tersebut dibawa ke mana.
Biaya pengolahan sampah elektronik itu tidak murah. Untuk satu televisi LCD/plasma berukuran 16 inci ke atas, misalnya, mereka mengeluarkan dana 2.835 yen atau sekitar Rp 302 ribu (asumsi satu yen setara dengan Rp 106). Biaya paling besar dibebankan untuk kulkas. Lemari pendingin berukuran 171 liter ke atas dikenai tarif sekitar 4.830 yen.