Bersepeda 450 Kilometer demi Hadiri Wisuda Putrinya
‘’Hari pertama nggowes, roda belakang gancet. Beruntung dekat perkampungan penduduk. Sehingga tak kesulitan menemukan bengkel,’’ ujar pria kelahiran Pati, 10 Desember 1964, itu.
Kendala lainnya adalah angin kencang. Kondisi itu membuat perjalanannya menuju Ponorogo kian berat. Dampaknya, bapak dua anak itu gagal memenuhi target perjalanan pada hari pertama. Yang seharusnya sudah tiba di Jogjakarta, tapi baru sampai di Bantul.
Selama perjalanan menuju Ponorogo untuk mendatangi acara wisuda putrinya, Juni mengaku hampir tak mengeluarkan uang sama sekali. Karena semua biaya hidupnya mulai dari makan dan minum dipenuhi anggota komunitas sepeda yang disambanginya. Baik saat dirinya tiba di Jogjakarta maupun Solo. ‘’Sekalian silaturahmi,’’ tutur anggota Kosti Cilacap itu.
Nur Anissa, putri Muhammad Juni, kaget sekaligus terharu melihat perjuangan ayahnya datang ke acara wisudanya. Mengingat ayahnya mengaku tidak bakal datang ke kampusnya dengan bersepeda.
‘’Bapak hanya bilang sedang dalam perjalanan menuju Ponorogo. Saya pikir Bapak berangkat bersama Ibu naik bus,’’ katanya.
Perempuan kelahiran Cilacap, 19 Desember 1995, itu baru mengetahui ayahnya nggowes dari Cilacap ke Ponorogo setelah diberitahu salah seorang alumni Unida. Bahwa foto ayahnya mancal ke Kota Reyog sudah banyak di-posting orang di media sosial (medsos).
‘’Bangga melihat perjuangan ayah sebesar ini,’’ ungkap Anissa, wisudawati Jurusan Ilmu Alquran dan Tafsir itu. ***(c1/fin)