Bersepeda Melintasi Rel, Bocah 9 Tahun Tertabrak Benda Besar dan Keras
jpnn.com - SURABAYA - Lintasan kereta api di kawasan Juwingan "memakan" korban kemarin. Bocah berusia sembilan tahun, Rafly Ahmad Nurvatama, mengembuskan napas terakhir setelah tersambar kereta api Sancaka eksekutif dari selatan.
Putra pertama pasangan Nurali Mustofa, 38, dan Ana Tri Ivana, 28, warga Bagong Ginayan VII, tersebut tidak menyadari jika saat itu ada dua kereta api yang melintas dari arah berbeda dalam waktu hampir bersamaan.
Musibah itu terjadi sekitar pukul 11.30, menjelang waktu salat Jumat. Awalnya Rafly bersama salah seorang temannya yang mengendarai sepeda bermaksud pulang ke rumah masing-masing dengan melewati lintasan KA double track di Jalan Juwingan. Dua bocah tersebut sebenarnya mengetahui ada KA Penataran yang akan lewat dari utara menuju. Sebab, palang pintu lintasan kereta api sedang menutup.
Sesaat setelah KA Penataran melintas, keduanya langsung menyebarang. Padahal, palang pintu masih tertutup. Teman Rafly yang mengendarai sepeda berhasil menyeberang lebih cepat. "Pas Rafly melangkah di atas rel, tiba-tiba KA Sancaka eksekutif lewat dan menyambar Rafly," kata saksi mata.
Tubuh kecil bocah kelas III SD Kertajaya IV itu langsung terpental sekitar 12 meter dari lokasi kejadian. Kabar kecelakaan tersebut langsung menyebar ke warga sekitar. Sebagian langsung menghubungi keluarga Rafly serta melapor ke pihak kepolisian.
Sementara itu, Kanitreskrim Polsek Gubeng I Gede Madewasa menjelaskan, pihaknya mengevakuasi jenazah Rafly dari tempat kejadian pada pukul 12.23. "Kejadian iini harus menjadi pelajaran bagi orang tua agar bisa lebih mengawasi anggota keluarganya, khususnya yang masih anak-anak," kata Made. (ian/fat)