Berusaha Dandan untuk Suami
Senin, 07 Juli 2008 – 12:28 WIB
Sehari sebelum acara, Massayu menggelar acara pengajian di rumahnya, Jalan Puri Mutiara, Cilandak, Jakarta Selatan. Air kembang diletakkan di tengah jamaah pengajian untuk kemudian disiramkan ke tubuhnya. ”Bukan siraman, itu untuk mandi saja,” ucap perempuan kelahiran 19 Januari 1984 itu.
Keputusan untuk langsung menikah dengan Lembu, lanjutnya, didasarkan pada persamaan prinsip. Yaitu, sama-sama sudah capek pacaran dan ada tujuan yang baik dalam hidup. ”Terus kita sepakat, menikah saja,” ucapnya.
Lebih dari itu, kata Massayu, sudah banyak yang dibicarakan bersama Lembu seputar kehidupan setelah berumah tangga. ”Aku bicara berdasarkan pengalaman sering tinggal sama kakakku yang sudah berkeluarga sejak tiga tahun lalu. Ya, ada yang bilang, harus bisa dandan untuk suami, nggak bisa seenaknya lagi,” tuturnya.
Pernikahannya itu sendiri, kata Massayu, tidak mewah-mewahan. Tidak mengundang banyak orang, hanya keluarga besar dan teman-teman dekat saja. ”Kebetulan keluarga kita keluarga besar,” imbuhnya.
Usai akad nikah yang dijadwalkan mulai pukul 18:30, acara dilanjutkan dengan makan-makan. ”Bukan resepsi, makan-makan saja. Buat aku, yang penting kesakralannya (akad nikah, Red.) saja. Setelah nikah, saya berharap bisa lebih baik dari hari-hari sebelumnya,” harapnya.
Soal anak, Massayu dan Lembu sepakat untuk tidak menunda. ”Mudah-mudahan, Tuhan memberikan secepatnya,” harapnya. (gen/nw)