Bicara Soal Narasi Larangan Mudik, Letjen Doni Sampai Memohon
jpnn.com, JAKARTA - Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Doni Monardo mengingatkan semua pejabat negara untuk mengikuti narasi pemerintah pusat mengenai larangan mudik.
Menurutnya, keputusan peniadaan mudik tersebut diambil melalui berbagai pertimbangan, masukan, dan datum yang dikumpulkan selama setahun terakhir.
"Keputusan dilarang mudik ini mohon kiranya adalah narasi tunggal. Tidak boleh ada pejabat mana pun yang berbeda narasinya dari narasi pusat. Ini adalah keputusan politik negara, Kepala Negara adalah Bapak Presiden Jokowi. Mohon sekali lagi, seluruh komponen bangsa untuk betul-betul mengikuti," kata Doni di Kantor Presiden, Jakarta Pusat, Senin (3/5).
Menurut Doni, keputusan tersebut penting dilaksanakan. Sebab, jika dibiarkan seperti tahun lalu, maka akan terjadi peningkatan kasus positif Covid-19 yang diikuti juga oleh angka kematian.
Untuk tahun ini, bahkan setelah Presiden Jokowi mengumumkan larangan mudik pun masih ada sekitar 7 persen masyarakat yang menyatakan akan tetap ingin pulang kampung.
"Bahkan sebelum Ramadan pun sudah ada yang kembali ke kampung halaman untuk melakukan berbagai macam aktivitas."
"Sehingga kalau kami lihat, hampir semua provinsi di Pulau Sumatera mengalami kenaikan kasus baik aktif, kesembuhan, maupun angka kematian," imbuh dia.
Oleh karena itu, Doni mengimbau para kepala daerah terutama di Sumatera, untuk melakukan evaluasi secepat mungkin.
Dia juga meminta para kepala daerah tidak terlambat dalam melakukan pengetatan dan melakukan langkah-langkah pencegahan agar kasus positif tidak melonjak secara eksponensial.
"Jangan sampai terlambat. Karena ketika terlambat melakukan pengetatan dan melakukan langkah-langkah untuk pencegahan, maka kasus eksponensial ini akan tidak terkontrol seperti yang pernah terjadi di Jakarta pada September dan Oktober tahun lalu," kata dia.
Doni juga menjelaskan setelah adanya pengenduran terhadap sejumlah kegiatan liburan, maka RS Wisma Atlet mengalami kepenuhan sehingga terjadi antrean ambulans yang cukup panjang.
Eks Danjen Kopassus itu mengharapkan pengalaman tersebut bisa jadi pelajaran sehingga tidak terulang kembali pada periode yang akan datang.
"Kami juga harus belajar dari beberapa negara, khususnya India. Saat ada pelonggaran maka kasusnya tidak terkontrol. Hari ini rata-rata per hari India mencapai kasus positif lebih dari 400 ribu kasus," tambah dia.
Doni menyebut larangan mudik dari pemerintah saja tidak akan cukup.
Untuk itu, dia juga mengimbau masyarakat turut mengajak keluarganya yang berada di kampung halaman bersabar dan tidak mudik.
Sekali lagi, kata dia, komitmen pemerintah pusat harus didukung oleh seluruh komponen masyarakat.
"Mari kita bersabar untuk tidak mudik kali ini. Termasuk juga apabila ada yang lolos, maka seluruh daerah sampai tingkat RT RW mohon kiranya bersedia menyiapkan tempat-tempat karantina bagi mereka yang baru tiba dari berbagai daerah," pungkas Doni. (tan/jpnn)
Yuk, Simak Juga Video ini!