Bidan PTT Kecewa Berat dengan Kalimat Ibu Menteri Ini
jpnn.com - JAKARTA - Puluhan ribu tenaga kesehatan merasa mendapat perlakuan tidak adil dari Menteri Kesehatan Nila Moeloek. Seperti pengakuan para bidan desa PTT, yang merasa dianaktirikan Menkes.
"Kami ini seperti dimusuhi Ibu Menkes. Apa-apa selalu yang diutamakan dokter, lah kami ini dianggap apa?," kata Ketua Umum Forum Bidan Desa PTT Indonesia Lilik Dian Eka kepada JPNN, Senin (18/1).
Dia mengaku sedih ketika menanyakan nasib bidan desa PTT untuk diangkap CPNS, Menkes hanya menyebutkan, “anak-anaknya” dokter PTT juga berhak diangkat jadi CPNS tapi diam.
"Kalau dokter PTT disebut ibu Menkes anak-anaknya, kami ini bukannya anak Ibu Menkes juga yang berhak mendapat perhatian sama. Kami ini anak-anak Ibu Menkes yang bertarung di lapangan, di lokasi terpencil yang tidak ada dokter maupun perawat PNS," seru Lilik.
Ditambahkan Eka Pangulimara Hutajulu, pengurus Konfederasi Kongres Aliansi Serikat Buruh Indonesia (KASBI). Selaku pembina Forum Bidan Desa PTT Indonesia, menurut Eka, pihaknya menilai ada perbedaan menyolok yang dilakukan Menkes terhadap tenaga kesehatan.
"Menkes terlalu menganaktirikan bidan desa PTT. Padahal yang berjuang mati-matian untuk perubahan status PTT menjadi PNS adalah para bidan desa ini. Kalau mereka tidak demo pada 28 September 2015, tidak ada keputusan politik untuk mengangkat tenaga kesehatan menjadi PNS," bebernya.
Sebagai orang pemerintah, lanjut Eka, Menkes harusnya bersikap objektif dan tidak memihak ke salah satu pihak. Bidan desa PTT juga anak Menkes yang harus diperjuangkan nasibnya dan bukan malah disingkirkan.
"Kami berharap Menkes tidak melupakan perjuangan para bidan desa PTT ini. Jangan hanya mengutamakan dokter PTT saja," tandasnya. (esy/jpnn)