Bidikan Utama PDIP Mengarah ke Rini dan Andi
JAKARTA - PDI Perjuangan makin kencang menyuarakan perlunya segera dilakukan perombakan kabinet Kerja Jokowi-JK. Partai utama pemerintah itu menilai kementerian di sektor ekonomi yang mendesak untuk dirombak.
Hal itu disampaikan oleh Ketua DPP PDIP Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Adreas Hugo Pereira kemarin (11/5). Andreas mengatakan bahwa tim ekonomi Jokowi tidak berjalan dengan optimal. Sehingga keadaan perekonomian Indonesia belum berjalan lancar.
Dia mencontohkan Kementerian ESDM. Andreas menjelaskan kebijakan yang digulirkan oleh menteri ESDM tidak pro rakyat. Bahkan ekonomi Indonesia kini diserahkan ke sistem pasar. Contohnya dengan menghilangkan subsidi BBM. "Subsidi dihilangkan, rakyat pun kesulitan membeli BBM," ujarnya.
Selain Kementerian ESDM, Kementerian BUMN juga menjadi sasaran tembak. Rini Soemarno dinilai membuat kebijakan yang tidak berorientasi untuk mengembangkan perusahaan plat merah.
Justru, Rini malah akan menjual gedung Kementerian BUMN. Tak hanya itu, institusi itu dianggap tidak mementingkan kinerja. Namun sibuk bagi-bagi jabatan di lingkup internalnya.
Menteri Pertanian juga dikritik. Menurut dia, Amran Sulaiman belum bisa menerjemahkan permintaan Jokowi. Dia menegaskan di dalam Nawa Cita presiden mengatakan bahwa Indonesia harus bisa mewujudkan swasembada pangan.
Tak hanya sektor ekonomi, Andreas mengatakan, posisi Sekretaris Kabinet juga berpeluang diganti. Menurut dia, Andi Widjajanto merupakan penyebab panasnya hubungan istana dan PDIP.
Andreas mengaku, Andi sengaja menutup komunikasi antara ketua umum PDIP Megawati Soekarnoputri dan Presiden Jokowi. "Harus dievaluasi," ujarnya.
Namun kritik Andreas tidak berlaku bagi menteri-menteri dari PDIP. Yakni Menkum HAM Yasonna Laoly, Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan kebudayaan (Menko PMK) Puan Maharani, dan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo.
Sebagai Menkum HAM, Yasonna dianggap sebagai biang perpecahan PPP dan Golkar. Selain itu putusan untuk memberikan revisi pada koruptor juga ditolak publik. Menko PMK Puan belum terlihat kinerjanya. Dia hanya terlihat sibuk menemani presiden membagi-bagikan tiga kartu sakti Jokowi. Sedangkan Tjahjo, belum memberikan terobosan sebagai Mendagri.
Andreas mengatakan, ketiganya sudah berjalan dengan baik. Puan dan Tjahjo dirasa sudah bekerja sesuai tupoksinya. Sedangkan untuk Yasonna, Andreas justru mendukung langkah kader PDIP itu. Menurut dia, perpecahan PPP dan Golkar bukan karena Yasonna. "Memang tugasnya mengesahkan kepengurusan partai," jelasnya.
Lebih lanjut, Andreas mengatakan PDIP sudah menyiapkan kader-kadernya jelang pergantian kabinet ini. Kader partai banteng dengan moncong putih itu akan ditempatkan di kementerian ekonomi. "Kami sudah siap," tuturnya. (aph/dyn/end)