BNPT Bangun Museum Penanggulangan Terorisme Pertama di Indonesia
jpnn.com, BOGOR - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Republik Indonesia (BNPT RI) Komjen Prof. Dr. H. Mohammed Rycko Amelza Dahniel melakukan peletakan batu pertama di lahan Museum Nasional Penanggulangan Terorisme yang bertempat di komplek IPSC Sentul, Bogor, Jawa Barat, pada Jumat (23/02).
Dalam sambutannya, Kepala BNPT menyambut baik pembangunan museum pertama penanggulangan terorisme di Indonesia yang dinilai dapat meningkatkan edukasi dan gambaran perjalanan panjang sejarah penanggulangan terorisme yang terjadi baik di Indonesia maupun di dunia.
"Kita menjadi saksi sejarah peletakan batu pertama pendirian Museum Nasional Penanggulangan Terorisme Di Indonesia. Pendirian Museum ini sebagai sarana edukasi dan juga sebagai sarana rekreasi dengan pemandangan yang indah," kata Rycko.
Rycko menambahkan museum bergaya modern contemporer ini akan menampilkan artefak sekaligus dokumentasi yang dihimpun dalam bentuk fisik maupun digital.
Menurutnya, nantinya museum ini direncanakan juga dapat dinikmati secara digital.
"Ada museum untuk mengabadikan berbagai peristiwa dengan berbagai artefaknya dan perpustakaannya. Museum ini juga merupakan museum hibrida, gabungan antara museum tradisional konvensional dalam bentuk bisa dilihat fisik bisa dikunjungi maupun digital sehingga siapapun bisa mengakses dan mendapatkan berbagai informasi museum ini dengan menggunakan sarana digital," Kepala BNPT melengkapi.
Sementara, Wakil Ketua Komisi III DPR RI, H. Ahmad Sahroni, S.E., M.I.Kom. menyampaikan bahwa dengan kehadiran museum ini menjadi dapat memberikan edukasi tentang sejarah BNPT dan juga sejarah terorisme di Indonesia maupun di dunia sehingga bisa meningkatkan daya tangkal masyarakat sehingga sel radikalisme dapat dipersempit.
"Memang harus ada cerita tentang terorisme di Indonesia. Dari legenda terorisme yang ada dan orang orang yang memang diduga mereka-mereka cara berfikirnya berbeda. Mudah-mudahan museum ini bukan hanya sebatas sejarah BNPT dan ini juga sejarah dunia dan harus dijaga. Pride nya harus dijaga dan tetap dilaksanakan menjaga supaya sel terorisme tidak hidup," ungkap Sahroni. (flo/jpnn)