Bocah yang Tenggelam Sering Melamun Lantaran Ayah di Penjara
Almarhum yang duduk di kelas V SDN 232 Plaju itu tinggal bersama orang tuanya di rumah berdinding kayu. Tempat tinggal mereka lebih mirip gubuk dengan perlengkapan seadanya.
Sejak suaminya ditangkap polisi, Murni lah yang menafkahi keempat anaknya. Dia bantu-bantu tetangganya jualan di depan lorong. “Karena itu, Danil sepulang sekolah ngenek angkot Ampera-Plaju," ucapnya lirih.
Sebelum musibah itu terjadi, almarhum sempat minta uang Rp2 ribu kepada Murni. Katanya dia diajak Aldo, kawannya ke Dermaga 7 Ulu untuk menagih uang parkir getek. Saat itu, Murni sudah mewanti-wanti Danil yang diketahuinya tidak bisa berenang.
Rupanya tanpa sepengetahuan, dia sudah lebih dari dua kali pergi ke sana. “Saya sudah ingatkan betul agar hati-hati," ucapnya. Karena itu, betapa kagetnya ketika dia mendapat kabar kalau putranya tenggelam.
Selama melakukan pencarian, banyak orang membantu, termasuk orang tua Aldo. "Alhamdulillah, jenazah anak saya tepat tiga hari ditemukan meski dalam kondisi meninggal dunia. Kamis malam, langsung dikubur di TPU Sungai Batang," ungkap Murni.
Sebelumnya, penarik perahu getek di bawah Jembatan Ampera 7 Ulu dihebohkan dengan tenggelamnya seorang anak kecil yang terpeleset saat berpindah dari satu perahu ke perahu lain.
Abdullah (45), pengemudi perahu getek yang sekaligus saksi mata kejadian menjelaskan, begitu tercebur ke sungai, dia melihat tubuh korban hilang ditelan air. "Saya melihat ada tiga anak, salah satunya korban,” katanya.
Pencarian jasad Danil berlangsung tiga hari. Tim dari Basarnas Palembang dibantu Lanal Palembang dan kepolisian bahu-membahu hingga akhirnya Kamis kemarin menemukan jasad almarhum terapung sekitar 20 meter dari lokasinya tenggelam. (kms/ce3)