Bocorkan Motif Pemboman, Menag Panen Kecaman
jpnn.com - JAKARTA - Perkataan Menteri Agama Suryadharma Ali tentang motif pengemboman Vihara Ekayana, Kebon Jeruk, Jakarta Barat dikecam sejumlah perkumpulan mahasiswa. Pasalnya, pernyataan menteri asal PPP itu dinilai dapat memerkeruh suasana.
"Seharusnya seorang menteri lebih berhati-hati mengeluarkan pernyataannya sehingga pernyataannya membuat situasi lebih kondusif, bukan sebaliknya," kata Ketua Umum Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Twedy Noviady Ginting dalam pernyataan sikap para presidium mahasiswa Indonesia di kantor sekretariat GMNI, Wisma Trisakti, Jakarta Pusat, Senin (5/8).
Seperti diberitakan, Menteri Suryadharma mengungkapkan adanya secarik kertas berisi pesan dari pelaku pengeboman Vihara Ekayana. Pesan berbunyi, 'Kami Menjawab Jeritan Rohingya'.
Informasi yang diungkap oleh menteri yang kerap disapa SDA itu dinilai sensitif dan seharusnya tidak diumbar ke publik sebelum penyelidikan selesai. Pasalnya, dapat membentuk opini publik bahwa aksi teror di Vihara Ekayana dilatarbelakangi motif konflik agama.
Ketua Presidium Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI), Parlindungan Simarmata justru memertanyakan kapasitas Suryadharma saat menyampaikan informasi itu. Pasalnya, Suryadharma selaku Menteri Agama bukan bagian dari penyelidikan kasus pengeboman vihara.
"Apakah beliau menginvestigasi di lapangan? Kalau pihak kepolisian yang menyatakan, kita bisa terima," tegas Parlindungan.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Buddhis Indonesia (Hikmahbudhi), Adi Kurniawan juga menilai informasi itu tidak untuk disampaikan ke publik. Alasannya, hal itu bisa memancing kemarahan umat Budha.
"Apapun terjadi di sini persoalannya berbeda, negara terlalu jauh mengkaitkan bom dengan Rohignya dan tidak ada korelasinya itu," jelas Adi. (dil/jpnn)