Bolivia Makin Mencekam, Korban Jiwa Bertambah Setiap Hari
jpnn.com - Pengunduran diri Evo Morales dari jabatan presiden tak membuat situasi di Bolivia membaik. Korban jiwa terus bertambah akibat bentrokan antara aparat dengan demonstran yang terjadi di seluruh penjuru negara Amerika Selatan tersebut.
BBC melaporkan, setidaknya delapan pendukung Morales tewas dalam bentrokan di Sacaba, Jumat (15/11). Kebanyakan korban tewas akibat terkena peluru tajam.
Kepala Komisi HAM PBB Michelle Bachelet memperingatkan, kekerasan di Bolivia berpotensi berkembang hingga tidak bisa dikontrol. Dia meminta pemerintah setempat menghentikan kekerasan.
“Aksi represif otoritas dapat merusak jalan dialog yang mungkin dilakukan,” ujar dia kemarin, Sabtu (16/11).
Evo Morales memutuskan untuk mengundurkan diri pada 10 November lalu. Sehari kemudian dia terbang ke Meksiko dan masih tinggal di sana hingga hari ini.
Dari Meksiko, Morales bersuara mengenai kerusuhan di Sacaba. Dia menyebut aparat Bolivia telah melakukan pembantaian terhadap rakyat.
Morales pun angkat bicara mengenai tuduhan kecurangan dalam Pemilu Bolivia yang digelar 20 Oktober lalu. Tokoh sosialis itu menolak disalahkan atas tuduhan kekacauan pemilu.
Dia beralasan, lembaga penyelenggara pemilu tidak berada di bawah presiden. Bahkan, Morales menambahkan, beberapa figur penting di tubuh penyelenggara pemilu Bolivia adalah tokoh oposisi. (rmol/jpnn)