BPIP: Muhibah Megawati ke Rusia dan Uzbekistan Sebagai Diplomasi Pancasila di Panggung Internasional
Dengan penganugerahan PBB itu, publik internasional menjadi lebih mudah mengakses arsip teks pidato itu sebagai referensi untuk pengembangan studi terkait bidang tugas UNESCO seperti pendidikan, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan.
Djumala yang pernah menjabat sebagai Dubes Indonesia untuk Austria dan PBB di Wina itu mengatakan penganugerahan PBB itu membuka peluang bagi diplomasi Indonesia untuk mempromosikan Pancasila sebagai ideologi perdamaian yang mengandung nilai-nilai universal.
Pada konteks itulah, kata dia, kunjungan Megawati ke Rusia bisa dimaknai sebagai langkah diplomasi Pancasila di panggung internasional.
Megawati membawa pesan ideologis bahwa Pancasila dengan nilai-nilai luhurnya bisa menginspirasi pemimpin dunia dalam mengelola tata dunia baru dengan mengedepankan nilai kemanusiaan, musyawarah dan gotong royong seperti inti ajaran Pancasila ajaran Bung Karno.
Pada bagian lain Dr. Djumala menggaris-bawahi makna ideologis dari kunjungan Megawati ke Uzbekistan.
Ziarah Megawati ke makam Imam Bukhari juga sarat makna ideologis. Sejarah mencatat Bung Karno yang mendesak pemimpin komunis Uni Soviet (sekarang Rusia) Nikita Khrushchev untuk menemukan kembali makam Imam Besar itu agar umat Islam sedunia dapat berziarah dan menghormati jasa-jasanya dalam syiar Islam.
Dalam pandangan Dr. Djumala, itulah sumbangsih Bung Karno bagi dunia Islam.
Desakan Bung Karno kepada pemimpin Uni Soviet untuk memuliakan Imam Bukhari saat itu adalah manifestasi nilai Ketuhanan yang terkandung dalam sila pertama Pancasila.