BSN Genjot Penerapan SNI agar Indonesia Unggul di MEA
jpnn.com - JAKARTA - Pascapemberlakuan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) sejak 1 Januari 2016, para pelaku ekonomi di tanah air terus berbenah. Salah satunya dengan menjaga mutu.
Untuk itu, Badan Standardisasi Nasional (BSN) pun menggenjot penerapan Standar Nasional Indonesia (SNI). "Era saat ini, standard, technical regulation, conformity assesment (STRACAP) memainkan peranan penting untuk menjadi unggul dengan negara lain," kata Kepala Biro Hukum, Organisasi dan Humas BSN Budi Rahardjo dalam keterangan resminya, Minggu (6/11).
Hingga Juni 2016, lanjut Budi, BSN sudah memastikan ketersediaan SNI untuk 12 sektor dalam perjanjian MEA. Yakni sektor jasa kesehatan (223 SNI), jasa penerbangan (20 SNI), jasa pariwisata (4 SNI), teknologi Informasi dan komunikasi (e-ASEAN) (285 SNI), sektor jasa logistik (90 SNI), sektor karet dan produk karet (137 SNI), sektor tekstil dan produk tekstil (376 SNI), otom0tif (198 SNI), perikanan (550 SNI), produk berbasis agro (1000 SNI), Ssektor berbasis kayu (251 SNI) dan sektor elektronika (705 SNI).
“BSN terus mengembangkan SNI dan melakukan kaji ulang SNI maksimal lima tahun sekali. Per Juni 2016, SNI yang masih berlaku sebanyak 8.981 SNI,” ujar Budi.
Pengembangan dan penerapan SNI, lanjutnya, didukung ketersediaan 227 lembaga sertifikasi serta 1.171 laboratorium, lembaga inspeksi, dan penyelenggara uji profisiensi yang terakreditasi Komite Akreditasi Nasional (KAN).
Budi menambahkan, BSN akan memanfaatkan momentum MEA 2016 untuk mengajak pemangku kepentingan bersatu padu meningkatkan kesadaran serta membangun budaya standar sehingga Indonesia bisa meraih peluang dalam persaingan regional dan global.(esy/jpnn)