Bu Risma, Pangeran Charles, dan Saya
Catatan Kajari Surabaya Didik Farkhan AlisyahdiSungguh, undangan Bu Risma untuk ikut mendampingi “roadshow” di Inggris merupakan pengalaman berharga.
Minimal bagi saya selaku jaksa dan kapolrestabes sebagai polisi dikenalkan kepada pemerintah kota Liverpool di Inggris tentang adanya sinergisitas dengan aparat penegak hukum dalam mengelola kota Surabaya.
Ada pelajaran lain yang saya dapat tentang “ilmu” kepemimpinan dari Bu Risma. Seperti diketahui, Bu Risma termasuk salah satu pengajar/narasumber kepemimpinan di Lemhanas.
Jadi selama berinteraksi di Inggris itulah, saya tahu dari praktek langsung bagaimana Bu Risma saat mengambil keputusan.
Salah satu jiwa kepemimpinan Bu Risma adalah terletak pada apa yang dinamakan memimpin dengan hati dan totalitas. Dengan menggunakan semua waktunya, fokus menata Surabaya.
Tiap menit, tiap jam lewat medsos, Bu Risma terus memantau dan menerima keluhan dari warga. Hebatnya, seketika langsung “mengeksekusinya.”
Selalu dicari solusinya dan tanggap atas semua keluhan warga Surabaya. Semua diperhatikan, termasuk memantau perkembangan Surabaya. Perintah menertibkan bangunan liar di belakang Royal Plaza, misalnya, langsung dikomando dari Inggris.
“Segera tertibkan dan minta back up pasukan Polrestabes, karena jalan itu akan dipakai frontage,” perintahnya kepada Kasatpol PP Irvan Widyanto.