Budiman Anggap Jokowi Demokrat Sekaligus Republiken
jpnn.com - JAKARTA - Anggota Tim Sukses Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK), Budiman Sudjatmiko, menyatakan bahwa calon presiden yang dijagokannya merupakan figur yang mempraktikkan demokrasi dalam pengertian sesungguhnya. Hal itu dibuktikan dengan kebiasaan Jokowi mendengarkan suara rakyat secara langsung di tempat mereka kerja, di tempat mereka tinggal dan di tempat mereka berkumpul.
"Itulah makna demokrasi yang dikemukakan Jokowi dan Jusuf Kalla dalam debat calon presiden yang berlangsung di Jakarta Senin (10/6). Jokowi melakukan blusukan karena dia memahami bahwa demokrasi adalah mendengarkan suara rakyat dan melalui cara itu dia memahami persoalan rakyat," kata Budiman di Jakarta, Selasa (10/6).
Dia menegaskan, Jokowi tidak hanya seorang demokrat, tetapi sekaligus seorang republiken. Sebab, segala perbuatannya benar-benar untuk kepentingan publik. "Dengan mendengarkan suara rakyat dia melayani kepentingan umum," tegasnya.
Jokowi memahami demokrasi dengan berangkat dari persoalan yang paling hulu, yakni dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Jokowi, lanjut Budiman, juga mendengarkan suara rakyat dan menjemput suara rakyat dengan datang ke pasar-pasar dan kampung-kampung.
"Dengan mendengarkan suara rakyat di tempat mereka bekerja, di tempat mereka tinggal dan di tempat mereka berkumpul, Jokowi menjemput suara rakyat di hulu. Dia tidak menjemput suara rakyat di hilir," ujar Budiman.
Lebih lanjut politisi PDI Perjuangan yang juga anggota Komisi II DPR itu mengatakan. cara Jokowi menjemput suara rakyat di hulu merupakan nilai demokrasi yang paling dasar, sebelum institusi demokrasi seperti partai politik dan DPR bekerja. "Apalagi akhir-akhir ini ketika institusi-institusi demokrasi sering dipersepsikan tidak lagi sejalan dengan suara rakyat," pungkas mantan Ketua Umum Partai Rakyat Demokratik (PRD) itu.(boy/jpnn)