Budiman Sudjatmiko: Manusia Mengontrol dengan Imajinasinya
jpnn.com, JAKARTA - Ketua Umum Inovator 4.0 Indonesia, Budiman Sudjatmiko menilai di era kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) seperti saat ini, ilmu filsafat menjadi semakin penting.
"Kita hidup di era informasi instan, tetapi juga era gangguan dan hiburan yang konstan. Ketika kita belajar berpikir secara filosofis, maka kita mampu memahami nuansa dan paradoks, mampu memikirkan landasan filosofis yang lebih luas dari informasi yang dikonsumsi, dan bagaimana berpikir tentang logika dan nalar untuk melampaui bias-bias kognisi manusia," katanya dalam webinar Philofest ID dengan tema "Dunia Setelah Pandemi: Filsafat dari Masa Depan", Senin (7/12).
Ada banyak hal yang bisa dilakukan oleh kecerdasan buatan atau AI. Namun, AI tidak untuk berpikir kritis, di situlah peran ilmu filsafat.
"Mungkin mudah bagi Anda untuk mengambil dua benda dan menemukan beberapa kegunaan yang tidak biasa untuk benda-benda tersebut. Namun, ini adalah jenis tugas yang sulit diimplementasikan oleh desainer mesin cerdas," sambung Budiman yang juga aktivis pro demokrasi ini.
Menurut Budiman, filsafat mengajarkan manusia untuk mempertanyakan segala hal. Filsafat adalah tentang keingintahuan. Ini tentang kesediaan untuk mengambil risiko intelektual meskipun tidak yakin akan ke mana arahnya.
"Ini adalah elemen kunci untuk pemikiran kritis," tegas aktivis 98 yang ikut andil dalam menumbangkan era Orde Baru ini.
Agar generasi muda Indonesia tidak hanya menjadi objek kemajuan, lebih jauh Budiman menggarisbawahi pentingnya ilmu filsafat dalam kemajuan ilmu pengetahuan.
"Kita menghadapi sebuah era ilmu pengetahuan akan berjalan dalam logikanya. Manusia mengontrol dengan imajinasinya. Tugas manusia adalah bukan menjadi bijaksana tapi menjadi filosofis," ucapnya. (flo/jpnn)