Bujet Seadanya, Happy Death Day Sukses Rajai Box Office
Melainkan kejelian tim produksi membidik pasar. Berbeda dengan mayoritas film horor yang berlabel R (restricted), Happy Death Day menargetkan penonton muda.
Dengan rating PG-13, 63 persen penonton berusia di bawah 25 tahun. ”Happy Death Day bisa dibilang sama dengan film horor remaja tahun 1990-an, I Know What You Did Last Summer. Kisahnya mudah ditebak, tapi eksekusinya oke,” papar kontributor Forbes Scott Mendelson.
Seperti Groundhog Day, tokoh utama film itu, Theresa ”Tree” Gelbman (Rothe) mengalami kematian berulang. Dia dibunuh pada hari ulang tahunnya, tapi kemudian terbangun lagi di hari yang sama, sebelum dibunuh. Setiap hari dia berusaha memecahkan siapa pembunuhnya. Seru, kan?
”Jelas ini Groundhog Day versi modern dan horor,” kata Jeffrey M. Anderson dari Common Sense Media. ”Meski film itu dijuluki horor slasher dengan banyak darah, tetap terasa nuansa fantasi dan humornya,” papar Anderson. Dia menambahkan, Happy Death Day punya karakter utama yang mudah diterima dan disukai fans.
Sutradara Christopher B. Landon menyatakan sengaja mengeplot karya tersebut sebagai film remaja yang ringan. Meski thriller-nya bikin deg-degan, tetap ada sisi lucu.
”Kalian membuat audiens terlena dengan tawa, membuatnya tertahan dengan unsur menakutkan, sebelum mengejutkan mereka dengan adegan horor,” ucapnya sebagaimana dikutip Newsweek.
Penulis naskah Disturbia dan empat film Paranormal Activity itu menjelaskan bahwa dirinya juga sudah merencanakan ide sekuel Happy Death Day.
Bahkan, ide tersebut sudah terasa di film pertama. Sekuelnya nanti juga bakal bertema pengulangan waktu seperti yang dialami Tree.