Bukan Cerita Alexis, ini Sejarah Diskotek Pertama di Jakarta
Tanamur tidak menyediakan hostes dan penari telanjang.
"Kalau di night club, pengunjung berpakaian rapi itu duduk manis menyaksikan penari. Kalau di Tanamur, pengunjung yang menari," tuturnya kepada JPNN.com.
Itu tak berlangsung lama. Tanamur lagi-lagi merubah aturan.? ?"Di sini orang-orang sudah hostes minded. Selalu para tamu menanjakan hostes, karena itulah kami terpaksa menjediakan djuga.Sekarang di Tanamur ada empat hostes," kata Fahmy, dimuat Tempo, 27 Maret 1971."Ke depan akan terus kami tambah," sambungnya.
Dari Mulut Ke Mulut
Karena tuah cerita dari mulut ke mulut, keberadaan diskotek pertama di Jakarta ini mulai diketahui. Disambangi. Kian hari kian ramai. Dan pada masa jaya-jayanya, Tanamur yang berkapasitas 800 orang, nyaris tiap malam didatangi seribuan pengunjung.
Padahal, hari-hari pertama buka lapak, hanya beberapa orang saja yang mencoba datang ke Tanamur.
Bahkan kalau mau jujur-jujuran, pernah suatu hari, Tanamur hanya kedatangan seorang pengunjung. Kebetulan ia warga negara asing.
"Fahmy tidak mendiamkannya begitu saja," kenang Vincent, DJ legendaris Tanamur. "Beliau menjamu tamunya dengan baik dengan menemani tamunya itu dari awal datang sampai tamu tersebut meninggalkan Tanamur."