Bukan Hanya untuk Umat Islam atau Warga Muhammadiyah
Selama ini masih mengandalkan anggaran dari Muhammadiyah. Ke depan disinergikan dengan pemerintah setempat.
Selain itu, pengelola klinik menerapkan pembiayaan subsidi silang. Caranya, saat sedang tidak beroperasi sebagai klinik apung, kapal akan disewakan sebagai kapal pesiar. Pendapatan dari penyewaan kapal itulah yang digunakan untuk biaya operasional klinik.
Untuk diketahui, Klinik Apung Said Tuhuleley memiliki kecepatan tempuh 30 knot per jam dengan daya 750 PK.
Kapal itu dinakhodai Mores Jogya dengan asisten Dirgantara Banda dan enam ABK (anak buah kapal) serta seorang teknisi mesin.
Menurut Koordinator Klinik Apung Said Tuhuleley Muhammad Rivai Tuhuleley, klinik tersebut diperuntukkan semua komunitas di Maluku.
Itulah bentuk syiar Muhammadiyah sebagai pelopor pemberdayaan kesehatan bagi semua komunitas di Bumi Raja-Raja tersebut.
’’Kami ingin menjalankan misi kemanusiaan almarhum Pak Said Tuhuleley sebagai tokoh pemberdayaan umat, khususnya bagi kaum mustadafin atau kaum lemah di Maluku,” papar Rivai yang tak lain adalah keponakan almarhum Said Tuhuleley.
Dia berharap klinik apung itu bisa menjadi pelopor pemberdayaan kesehatan di daerah-daerah terpencil, terluar, dan terdepan sebagaimana yang digaungkan presiden.