Bukti Kekuatan Pemain Muda
PARIS - Bentrok dua tim kaya yang berkompetisi di Ligue-1 Prancis berakhir imbang. Ya, tim kaya baru asal Prancis, Paris Saint-Germain (PSG) harus rela berbagi poin setelah hanya mampu bermain imbang 1-1 (1-1) saat menjamu AS Monaco di Stadion Paris-Germain, Minggu (22/9).
Dalam pertandingan tersebut, bintang PSG Zlatan Ibrahimovic tampil gemilang dengan menyumbangkan gol pembuka saat pertandingan baru berjalan lima menit. Sayang, tiga poin dalam genggaman PSG itu buyar setelah Radamel Falcao berhasil menyamakan kedudukan pada menit ke-20.
Claudio Ranieri, pelatih Monaco mengatakan bahwa, kunci keberhasilan mereka mencuri poin dari kandang PSG itu adalah optimistis yang besar. Buktinya, meski di dominasi oleh pemain-pemain muda dengan rata-rata berusia 21 tahun, The Red and Whites"julukan Monaco"bisa mengimbangi dominasi tuan rumah.
"Memang, sebelum pertandingan, saya ingin tahu, dan saya ingin melihat bagaimana pemain saya melawan pemain besar, "kata Ranieri pada konferensi pers setelah pertandingan.
"Pemain kami masih muda dan kami memiliki masa depan yang sangat panjang. Saya sangat puas dengan penampilan mereka dalam laga ini. Mereka juga telah bermain sepenuh hati, menunjukan kekuatan mental, membuat saya optimistis tim ini memiliki masa depan yang baik," lanjutnya.
Memang, dalam laga sarat gengsi tersebut, dari segi kualitas individu pemain, tuan rumah lebih unggul. Terutama lini tengah mereka yang diperkuat oleh sederet gelandang hebat seperti Marco Verratti Thiago Motta serta Blaise Matuidi. Tapi, Monako memiliki senjata ampuh dari sektor sayap yang digawangi oleh Yannick Ferreira -Carrasco dan Lucas Ocampos.
Nah, di mata Ranieri, kedua anak muda tersebut telah membentuk kombinasi yang efisien dengan kekuatan penuh sepanjang pertandingan. Apalagi di topang dengan kontribusi dari Fabinho dan Layvin Kurzawa yang berada di belakang. Yang jelas, tim besutannya telah mendapat banyak pelajaran dari laga itu.
"Sebelum pertandingan, saya mengatakan kepada semua pemain saya bahwa hasil itu tidak penting bagi kami. Saya hanya ingin melihat bagaimana mereka bisa berproses dan bertahan dengan tiga pertandingan dalam seminggu," kata pria berusia 61 tahun ini.
"Saya ingin tim saya bermain lebih tenang, kami juga berusaha untuk menyimpan bola tapi itu sulit karena banyak pressure di lapangan . Jadi, sangat beruntung, kami bisa mengakhiri laga ini dengan hasil imbang walau kami sudah berusaha untuk menang hingga akhir laga," jelasnya.
Laga tersebut sangat menarik lantaran PSG juga berjuang keras demi poin absolut. Permainan taktis dan sistematis yang diperagakan oleh Juara Liga Prancis musim lalu ini membuat mereka dengan mudah mendominasi penguasaan bola. Itu adalah bukti bila Laurent Blanc yang baru saja menggantikan Carlo Ancelotti dari kursi pelatih, mulai menemukan ritme permainan tim.
"Sebenarnya kami bisa berbut dan meraih hasil lebih dari laga itu. Tapi, saya pikir kami harus menjaga keseimbangan tim," kata Blanc.
"Saya tahu bahwa kami memiliki pemain menyerang yang sangat baik yang bisa mencetak banyak gol tetapi kami harus menemukan keseimbangan yang tepat," lanjut dia. (dik)