Bully dan Masalah Asmara bisa jadi Awal Skizofrenia
SURABAYA – Saat ini banyak bermunculan kejadian di mana orang bunuh diri. Termasuk banyak ditemukan berita tentang polisi bunuh diri atau membunuh anggota keluarga. Hal ini diduga karena mereka mengalami gangguan jiwa.
''Mungkin mereka menderita skizofrenia,'' ujar Direktur Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Menur dr Adi Wirachjanto MKes kemarin (15/3).
Menurut dia, skizofrenia adalah gangguan jiwa berat. Angka penderitanya sekarang memang meningkat. Sesuai dengan data riset kesehatan dasar (riskesdas), 14 persen penduduk Indonesia pernah mengidap gangguan kejiwaan. Dari jumlah itu, 1,4 persen sudah masuk dalam tahap parah. Jika jumlah penduduk Surabaya mencapai 3 juta orang, berarti 42 ribu orang mengalami skizofrenia.
''Setiap hari di Menur ini ada 150 sampai 200 pasien. Sering ada yang mengeluhkan gejala skizofrenia. Data ini belum termasuk yang di rumah sakit lain,'' ungkap Adi. Ada beberapa gejala awal yang tidak akan berkembang menjadi skizofrenia jika segera ditangani. Pertama, penderita mengalami gangguan tidur dan gelisah. Lalu, terjadi perubahan perilaku. Contohnya, dari periang menjadi pendiam, suka melamun, dan menarik diri.
Gejala lain seperti bisa agresif atau mudah bertengkar meski karena masalah kecil. Bila gejala-gejala itu terus dibiarkan, baru timbul skizofrenia. Penderita mulai merasa mendengar atau melihat sesuatu yang tidak nyata. Kondisi tersebut disebut halusinasi.
''Skizofrenia ini pasti ada pemicunya,'' kata Adi. Dokter yang berdomisili di Rungkut itu mengungkapkan bahwa skizofrenia sering muncul pada orang dengan ketahanan jiwa yang labil. Salah satu penyebabnya adalah trauma masa kecil. Bisa jadi karena kekerasan dalam rumah tangga. Misalnya, anak langsung disiksa meski melakukan kesalahan kecil. Bisa juga karenabullying dari sekolah dan lingkungan. Pada orang dewasa, penyebabnya bisa jadi adalah stres pekerjaan dan masalah asmara.
Menurut Adi, skizofrenia dapat disembuhkan untuk deteksi dini. Caranya, berikan perhatian dan membesarkan hati kepada orang dengan gejala skizofrenia. ''Tanyakan ada masalah apa. Kalau menolak cerita, cari orang kepercayaannya karena gangguan jiwa butuh pertolongan orang lain,'' tuturnya.
Jika langkah tersebut belum berhasil, sebaiknya segera berkonsultasi dengan psikolog atau psikiater. ''Pokoknya, harus ketahuan lebih awal. Jangan tunggu sampai parah,'' jelas Adi. (nir/c14/any/flo/jpnn)