Bupati Bilang, Eksplorasi Agar Gunung Ciremai tak Meletus
Dia mencontohkan, pontensi panas bumi yang ada di Gunung Tomohon Sulawesi Utara yang tidak dimanfaatkan panas buminya, maka gunung tersebut pun akhirnya meletus pada pertengahan tahun 2013 lalu, akibat kelebihan tekanan udara dan pasan bumi dari perut gunung.
Di samping itu, Sutrisno mengaku jika adanya aktivitas eksplorasi panas bumi, nantinya justru bakal bermanfaat bagi Kabupaten Majalengka. Sebagai contoh, eksplorasi panas bumi di Gunung Kamojang Garut, meski letaknya jauh dari Kabupaten Majalengka, tapi penghasilan dana bagi hasil yang cukup lumayan bagi Kabupaten Majalengka. Terlebih, gunung Ciremai yang memang letaknya di wilayah Kabupaten Majalengka.
“Dari Kamojang saja, Majalengka yang jaraknya cukup jauh, dapet keuntungan sekitar Rp10 miliar (per tahun) dari Kamojang. Apalagi kalau nanti jadi dari Ciremai, yang memang ada di wilayah Majalengka, mungkin bisa lebih besar lagi,” ujarnya.
Terpisah, Wakil Bupati Majalengka Dr H Karna Sobahi MMPd mengaku belum bisa berkomentar apakah dia menyetujui rencana eksplorasi panas bumi di Ciremai, apakah menolak, atau masih ragu-ragu. Hal ini, lantaran Karna belum mengetahui secara jelas kajian komprehensif dari rencana eksplorasi panas bumi di Ciremai tersebut.
“Saya belum berfikir sejauh itu. Harus saya lihat dulu proposal dan kajianya. Apakah (ketika dieksplorasi) Gunung Ciremai akan habis atau efeknya gimana, saya belum tahu. Tapi yang jelas, jangan sampai merugikan masyarakat,” tukasnya.
Malah kata dia, beberapa waktu lalu, Pemkab Majalengka dan Pemkab Kuningan telah melakukan upaya permohonan ke Kementerian Kehutanan, agar pengelolaan gunung TNGS Ciremai diserahkan ke daerah.
Hal ini, kata dia, bertujuan agar daerah bisa lebih memberdayakan masyarakat, karena jangkauannya bisa langsung bersentuhan dengan masyarakat sekitar gunung. Berbeda ketika ditangani pusat, yang jangkauanya cukup jauh dengan masyarakat, sehingga kontrol kepada masyarakat dan lingkungan sekitarnya memerlukan waktu lama.
“Di era otonomi daerah seperti ini, bisa saja pengelolaannya dilakukan bersama. Dengan cara sharing atau bagaimana. Misalnya pusat nanganin bidang apanya, kita yang punya wilayah nangananin bidang lainnya,” imbuhnya.