Buru Buaya Pemangsa, Dapat Buaya Katak
Rabu, 16 Juli 2008 – 08:54 WIB
Namun ini menandakan bahwa buaya di kawasan tersebut sangat banyak. Ini menjadi keresahan bagi masyarakat di sana yang banyak menggantungkan hidupnya dari hasil melaut sebagai nelayan.
“Saya tangkap pakai pancing, umpannya bebek mati. Untuk buaya yang ini sudah saya tunggu sejak tiga hari yang lalu. Dan hari ini baru dimakannya,” kata pawang Tok Usman.
Tok Usman sempat bergumul dengan buaya tersebut. Tapi buaya itu harus takluk di tangannya. Kemudian binatang pemangsa itu dibawa dengan menggunakan sampan bermesin Robin menuju daratan. Di daratan buaya itu diletakkan di depan Kantor Desa Kalimas. Hal ini sontak saja mengundang perhatian warga di sana.
Banyak warga yang datang menyaksikan buaya itu. Buaya tersebut sudah dilemaskan. Wajahnya tampak sangar. Kulitnya keras. Nafasnya memburu. Sesekali harus disiram agar tak kehabisan oksigen. Meski sangar, buaya itu sudah tak berdaya. Mulutnya diikat dengan seutas tali. Kedua kakinya juga. Bahkan buaya tersebut menjadi mainan anak kecil dengan cara menaiki badannya.
“Saya kira yang makan umpan adalah biawak. Sekali saya lihat ternyata buaya. Lalu umpan aler itu dibawa naik ke darat. Saya sempat bergumul dengan buaya,” kata Tok Usman.
“Saya tombak pertama meleset. Tapi yang kedua buaya itu sudah tak bisa mengelak lagi dan akhirnya takluk,” kata Iwan yang selalu mendampingi ayahnya berburu buaya demi keamanan warga punggur. (ody)