Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Cak Imin Layak Diperhitungkan di Pilpres 2019, Ini Sebabnya

Kamis, 26 Oktober 2017 – 23:46 WIB
Cak Imin Layak Diperhitungkan di Pilpres 2019, Ini Sebabnya - JPNN.COM
Muhaimin Iskandar. Foto: dok/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Lili Romli menyatakan, populasi usia muda pada 2020 akan mencapai 70 persen dari total jumlah penduduk. Karena itu, dia mendorong munculnya tokoh-tokoh muda untuk tampil dan bertarung di Pemilu Presiden 2019.

Menurut Lili, sosok calon pemimpin muda tentu cocok dengan jumlah pemilih muda yang mulai dominan sebagai penentu hasil dalam pilpres. "Indonesia juga mestinya memberikan kesempatan kepada anak-anak muda untuk tampil memimpin negara," kata Lili di Jakarta, Kamis (26/10).

Lebih lanjut pengajar Departemen Politik Universitas Indonesia itu menyebut nama tokoh-tokoh muda yang layak didorong menjadi calon presiden. Antara lain Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar, Ketua Umum PPP M Romahurmuzy, serta Agus Harimurti Yudhoyono.

Namun, kata Lili, di antara tokoh-tokoh muda itu nama Cak Imin -panggilan akran Muhaimin- memang patut diperhitungkan. Terlibih, politikus yang sudah menduduki jabatan di legislatif dan eksekutif itu makin moncer memimpin PKB sebagai kekuatan politik penentu di tanah air.

"Apalagi perolehan partai berdasarkan survei terakhir oleh PolMark Indonesia yang menempatkan PKB lebih unggul dari Demokrat dan PPP. Sehingga Cak Imin, mempunyai daya saing yang cukup tinggi,” ujar Lili. 
 
Dari sisi basis massa Islam, sambung Lili, nama Cak Imin dan Romy -panggilan Romahurmizy-pantas diperhitungkan. Hanya saja, katanya, Cak Imin lebih unggul dibanding tokoh lainnya karena berbasis santri dan lekat dengan Nahdatul Ulama (NU). 

“Kalau Cak Imin maju cawapres, saya kira para kiai sepuh dan para pengasuh pesantren NU akan sangat kompak mendukungnya,” jelasnya.
 
Lili menambahkan, suara para kiai sepuh ataupun pengasuh pesantren di wilayah Jawa, Sumatera dan sebagian Kalimantan masih sangat didengar oleh masyarakat. Meski suara warga NU dalam berbagai pemilu cukup cair, kata Lili, namun kalangan nahdiyin masih merupakan kekuatan signifikan yang sangat dipertimbangkan oleh berbagai pihak.

Selain itu, sambung Lili, jam terbang Cak Imin sebagai sebagai politikus juga sudah sangat tinggi. Misalnya, pernah memimpin Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), menjadi wakil ketua DPR RI pada usia 33 tahun, serta dipercaya sebagai menteri tenaga kerja dan transmigrasi. "Dari sisi pengalaman, Cak Imin juga unggul," ujarnya.(bay/JPK)

Peneliti LIPI Lili Romli menyatakan, populasi usia muda pada 2020 akan mencapai 70 persen dari total penduduk sehingga akan sangat menentukan di Pemilu 2019.

Redaktur & Reporter : Antoni

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News