Calon Gubernur Riau Bayar Rp1 Juta untuk Tiap Bukti Kecurangan
jpnn.com - PEKANBARU - Pasangan nomor urut 3 Pilkada Riau, Lukman Edy-Suryadi Khusaini (Lurus) menghentikan hitungan cepat yang dilakukan timnya karena melihat ada beberapa keganjilan dan indikasi kecurangan.
Menurut Lukman Edy, mereka mendapatkan ada partisipasi pemilih yang seolah-olah direkayasa. Data yang didapatkannya hampir dari seluruh kabupaten/kota di Pekanbaru hanya 55 sampai 60 persen yang menyalurkan hak pilihnya.
"Di satu kabupaten ada yang sampai 85 persen yang menyalurkan hak pilihnya, ini sepertinya tidak lazim," kata Lukman Edy dilansir Riau Pos (grup JPNN), Jumat (6/9).
Selain itu, Lukman Edy juga sudah mengkonfirmasi ke beberapa pihak yang disebut-sebut mengeluarkan hasil penghitungan cepat pemilihan Gubernur Riau. "Dari Polda dan Kesbangpolinmas menyatakan data-data yang disebarkan bukanlah data mereka, jadi banyak data yang simpang siur," kata Lukman Edy.
Ditegaskannya, banyak data-data yang beredar tentang hasil penghitungan Pilgubri itu menyesatkan. Perhitungan dari kecamatan saja baru dilakukan tanggal 6 September, dan banyak lagi data yang belum direkap.
"Di Inhil ada 300 ribu suara yang belum terkirim, jadi kita tunggu saja hasil penghitungan yang resmi KPU yang lebih bertanggungjawab," kata mantan Menteri PDT itu.
Nah, untuk mengumpulkan data-data kecurangan, kubu Lukman Edy juga sudah mengadakan sayembara untuk setiap kecurangan dan bukti-bukti kecurangan dalam Pilgubri.
"Saat ini kami sedang mengumpulkan data kecurangan. Kami bisa berikan Rp 1 juta untuk setiap bukti," katanya.(amy/evi/fat/jpnn)