Calon Menantu Itu Ngaku Pegawai Bank, Ternyata Kejam
Pa’i masih penasaran. Dia melontar pertanyaan kembali. “Saya juga tanya dia kerja di bank apa? Sambil nyetir dia jawab, kerja BRI. Ini kendaraan siapa punya? Ari jawab, saya sendiri lah,” urainya.
Sebelum tiba, Ari sempat menyinggahkan mobil yang dikemudikannya di sebuah pusat perbelanjaan. “Kami singgah beli kue di Garuda Mitra,” tukas Pa’i.
Ia menyambung perbincangannya. “Kapan pulang ke Ketapang, tanya saya. Dia jawab, besok pak. Sambil menerangkan bahwa kendaraan (mobil) ini akan dikirim lewat kapal dan dia naik pesawat. Garuda Indonesia,” jelasnya.
Jam 10.00 malam, mereka tiba di rumah Sumi. “Habis ngantar saya, dia pamit. Dia sempat menyalami saya. Kebetulan Sumi tidak keluar kamar, karena keletihan,” ceritanya.
Esok harinya, Rabu (28/12), Ari datang kembali menemui Sumi di rumah. “Baru sampai depan rumah, Ari itu langsung bertanya kepada Sumi, mana bapak, katanya. Sumi bilang saya ada di dalam dan Ari minta tolong untuk memanggil saya,” kata Pa’i.
Pria yang tidak bisa mengendarai sepeda motor itu lantas keluar menemui Ari. “Ari bilang ke saya begini; saya datang ke sini ingin menyampaikan pesan mamak dan bapak saya, pak. Bahwa 25 Januari sepulang dari Ketapang, saya mau melamar anak bapak,” tuturnya menirukan Ari.
Mendengar cakap Ari, orangtua Sumi menyampaikan bahwa jika ingin datang ke rumah serta membawa keluarga, tolong jauh-jauh hari memberitahu.
“Saya jawab begitu, dia tidak nyahut dan hanya diam. Lalu kami minum kopi dan habis itu adzan ashar. Karena adzan, saya bertanya ke dia. Kok masih belum pulang ke Ketapang,” tutur Pa’i. “Tiket saya ditunda. Dari jam 2 siang ke jam 5.20,” jawab Ari.