Cara Jitu Kementan Selamatkan Sawah Kekeringan di Indramayu
"Pemantauan standing corp melalui remote sensing juga tetap dilakukan pemerintah untuk tindakan penyelamatan atas wilayah yang mengalami kekeringan," sambungnya.
Atisipasi kekeringan terus akan dilakukan. Utamanya agar dampak kekeringan tidak semakin meluas dan daerah yang mengalami kekeringan bisa terselamatkan produksinya.
Sebelumnya, Forecaster Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Jatiwangi, Kabupaten Majalengka, Ahmad Faa Izyn, menyebutkan, berdasarkan peta prakiraan curah hujan dasarian II Juli 2019 Provinsi Jawa Barat, disebutkan bahwa curah hujan dengan kriteria rendah berpeluang sangat kuat mendominasi seluruh wilayah di Provnsi Jawa Barat.
"Peluang kejadian curah hujan kriteria rendah (lebih dari 50 mm) diprakirakan di kisaran lebih dari 90 persen di seluruh wilayah Provinsi Jawa Barat," ujar pria yang biasa disapa Faiz itu.
Faiz menambahkan, BMKG pun telah mengeluarkan peringatan dini kekeringan per 30 Juni 2019, untuk daerah yang mengalami tidak hujan berturut-turut lebih dari 60 hari.
Di Wilayah Ciayumajakuning (Cirebon, Indramayu, Majalengka, Kuningan), daerah yang berpotensi mengalami kondisi itu adalah Indramayu Barat bagian selatan, seperti Gantar, Bantar, Bantarhuni, Cipancuh dan Temiyang.
"Daerah itu berpotensi mengalami kekeringan ekstrim," kata Faiz.
Selain Indramayu barat bagian selatan, potensi kekeringan ekstrim juga terjadi di Kabupaten Bekasi (Lemah Abang, Pebayuran) dan Kabupaten Karawang (Pasir Ukem, Pataruman). Sementara itu, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Indramayu, Edi Kusdiana, menyatakan, pihaknya sejauh ini sudah menyalurkan bantuan air bersih di dua desa ya g mengalami krisis air bersih. Yakni Desa Limbangan, Kecamatan Juntinyuat dan Desa/Kecamatan Krangkeng.