Cerita David Luiz, Pemain yang Pernah Dilatih Unai Emery dan Maurizio Sarri
jpnn.com, BAKU - Bek Chelsea David Luiz menjadi satu-satunya pemain yang pernah merasakan sentuhan dua pelatih yang beradu taktik di final Liga Europa di Olympic Stadium, Baku, Kamis (30/5) dini hari WIB, Unai Emery dan Maurizio Sarri.
Luiz hanya bersama Emery sebulan. Namun, Luiz sudah mampu mendeskripsikan yang dia alami bersama Emery di Camp des Loges, sebutan kamp latihan PSG. Seperti dikutip The Guardian bek yang berjuluk The Geezer itu membandingkan kelebihan Emery. Terutama dengan pendekatan yang dia lakukan bagi anak asuhnya.
Salah satunya dari kemampuan komunikasi Emery. Semasa menangani Thiago Silva dkk dia mampu menggunakan kemampuan bahasa Prancis-nya. Nah, dengan kemampuan itu, Emery pun mampu menguasai dressing room The Gunners, julukan Arsenal. ''Dia (Emery) berbicara di depan pemainnya dengan Bahasa Prancis. Beberapa pemain utama Arsenal juga bicara dengan bahasa yang sama. Sehingga dia dengan mudah terkoneksi dengan pemain-pemainnya saat ini,'' tutur Luiz.
(Baca Juga: Higuain dan David Luiz Bentrok)
Bek timnas Brasil itu sempat mencicipi musim perdana Emery di klub yang berjuluk Les Parisien itu. Dia ditunjuk Emery empat kali, dengan tiga di antaranya dalam laga Ligue 1. ''Dia selalu bergairah dalam menjalankan setiap tugasnya. Dia membangun timnya dengan semangat dan gairah untuk sebuah pertandingan,'' sebut Luiz.
Makanya, dia menganggap sukses Emery membawa Laurent Koscielny dkk sampai pada laga puncak Liga Europa bukan hal yang spesial. ''Dengan pendekatannya, dia bisa mendekat di kalangan pemain, fans, dan dari klub. Saya merasa dia sudah melakukan pekerjaan yang hebat,'' puji bek 32 tahun itu.
Sarri tak seperti Emery yang diuntungkan dengan faktor bahasa. Dalam tugasnya, pelatih asli Naples itu masih dibantu asistennya Gianfranco Zola. Meski begitu Luiz menganggap Sarri pelatih yang tak kenal lelah mengenalkan filosofi mainnya, Sarri-ball. ''Dia mencoba mengajari kami sampai kami memahami apa yang ada di benaknya, caranya di dalam melihat sepak bola,'' tutur Luiz. (ren)