Cerita Nihad, Mantan Budak Seks ISIS yang Lari, Terpisah dari Putranya
Nihad telah kehilangan dua saudara perempuan dan saudara laki-lakinya. Setahu dia, dua saudaranya yang lain dipaksa masuk pelatihan di kamp-kamp tempur. "Saya tidak pernah melupakan semua keluarga saya," ucapnya.
Nihad kini seorang pencari suaka yang sangat menginginkan kehidupan baru di Australia. Dia telah mengajukan permohonan untuk perlindungan, bersama dengan saudara perempuannya, tiga saudara laki-laki, keponakan, ibu dan keluarga mertuanya yang selamat dari ISIS.
Di Australia, program perlindungan untuk perempuan Yazidi berbeda dengan di sejumlah negara lain. Di Negeri Kanguru itu, mereka boleh tinggal dan berkumpul dengan keluarganya.
Untuk 2017-18, Australia menerima 18.750 orang yang melarikan diri dari penganiayaan. Pada bulan Maret, pemerintah Australia mengumumkan telah memberikan visa perlindungan kepada 12.000 orang yang mengungsi karena konflik di Syria dan Irak.
Pengungsi yang menderita penyiksaan dan trauma ditawarkan layanan konseling khusus saat mereka tiba di Australia. Nihad dan keluarganya membutuhkan itu.
Nihad adalah satu dari 6800 Yazidis yang telah ditangkap untuk menjadi budak seks maupun pejuang versi ISIS.
Sebuah penelitian dari London School of Economics menemukan 9900 Yazidis terbunuh atau diculik selama Agustus 2014. Diperkirakan 3100 Yazidis yang terbunuh itu, hampir setengahnya dieksekusi oleh tembakan, pemenggalan kepala atau dibakar hidup-hidup. Yang lainnya meninggal karena luka-luka, kelaparan dan dehidrasi saat pengepungan di Gunung Sinjar. Sementara lebih dari sepertiga dari mereka yang diculik masih dalam status hilang.
Nihad kini lebih berani dan terbuka dengan dunia. Meskipun stigma Nihad tak bisa lepas dari label budak seks ISIS, dia berkomitmen untuk mengatakan kepada dunia tentang apa yang dia dan rakyatnya alami.