Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Cinta Laura dan The Philosophers

Perankan Poliglot Penyanyi Opera

Minggu, 15 Juni 2014 – 04:51 WIB
Cinta Laura dan The Philosophers - JPNN.COM
Cinta Laura. Foto: dok.JPNN

jpnn.com - CINTA Laura Kiehl sedang merasakan kegembiraan. Film internasional perdananya, The Philosophers, mulai tayang di bioskop Indonesia.

Di Amerika Serikat, judul film garapan sutradara John Huddles itu diganti menjadi after The Dark. Cinta merasa senang akhirnya film yang digarap pada 2011 itu bisa diputar di negara sendiri.
 
Menurut Cinta, orang Indonesia kebanyakan menyukai film horor dengan hantu-hantu seperti pocong, kuntilanak, atau vampir. Sedangkan gadis kelahiran Jerman, 17 Agustus 1993, itu lebih menyukai film-film yang ketika menontonnya butuh pemikiran.

Dia berharap The Philosophers bisa menjadikan penonton bioskop Indonesia mau berpikir ketika nonton. "Film ini lebih ke genre psychological thriller. Keren," tutur Cinta saat nonton bareng The Philosophers di Senayan City, Jakarta, kemarin (14/6).
 
Film yang dirilis di Eropa pada Oktober lalu itu menceritakan tentang 20 remaja di Sekolah Internasional Jakarta. Mereka mendapat tantangan dari guru filsafat untuk simulasi kelangsungan hidup manusia pada masa yang akan datang. Di antara 20 siswa itu, akan tersisa 10 orang saja yang bertahan hidup.
 
Cinta berperan sebagai Utami, seorang penyanyi opera yang juga poliglot karena menguasai 7 bahasa asing. Menurut dia, karakter itu cukup membuat peran lain kebingungan. Di satu sisi, penyanyi opera tidak terlalu penting untuk membangun dunia, tapi kemampuan tujuh bahasanya sangat dibutuhkan agar bahasa-bahasa di dunia tidak hilang.
 
Gadis yang bulan lalu baru saja menyandang gelar bachelor of art dari Columbia University, New York, itu mengaku tidak merasa kesulitan berakting di film tersebut. Sebab, semua dialog menggunakan bahasa Inggris. Yang dia siapkan lebih matang hanyalah berlatih menyanyi opera untuk mendalami peran.

"Syutingnya selama tujuh minggu di Belitung, Prambanan, Jakarta, dan Bromo. Nggak susah. Paling latihan untuk nyanyi opera. Di film itu, suara aku asli, tapi di-mix suara yang udah record sebelumnya," ujarnya.
 
Menurut Cinta, scene paling menarik adalah adegan di Candi Prambanan, Jogjakarta. Cinta sangat suka melihat hasil special effect yang membuat Prambanan terlihat begitu epik. Sedangkan adegan paling berkesan saat di Bromo.

Dia harus syuting pada subuh dengan udara yang sangat dingin, sedangkan sorenya harus rela ditampar pasir karena angin yang begitu kencang. Proses make-up dan pengambilan gambar menjadi sulit.
 
Selain itu, dia sangat menyukai adegan saat harus berlari bersama Bonnie Wright dan pemeran lainnya ke arah truk untuk menghindari letusan bom. "Itu scene mendebarkan karena ngerasain beneran seperti film action. Kami lari dan banyak yang luka karena nabrak truknya keras banget," terang Cinta.
 
Menurut Cinta, The Philosophers memberinya kesempatan besar untuk bisa main film lagi di Amerika. Setelah membintangi film bersama Bonnie Wright dan Freddie Stroma yang pernah bermain di Harry Potter itu, banyak tawaran casting berdatangan padanya.
 
Salah satu yang membuat dia bangga adalah tawaran dari J. J. Abrams, sutradara Star Wars seri 7. Cinta diajak bermain di seri terbaru film laris tersebut. Tidak tanggung-tanggung, Cinta mengatakan, J. J. Abrams mengiriminya e-mail secara langsung tanpa melalui manajernya di Amerika. Cinta memang gagal.

"Tapi, meskipun nggak dapet goal-nya, diminta ikut casting Star Wars 7 yang pemilihan casting-nya selektif banget itu kebanggaan buat aku," ungkapnya. (yas/c17/ayi)

CINTA Laura Kiehl sedang merasakan kegembiraan. Film internasional perdananya, The Philosophers, mulai tayang di bioskop Indonesia. Di Amerika Serikat,

Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News