Ck ck ck...Cantik-cantik Ternyata Jambret
Dua Murid SD Jadi Korbanjpnn.com - SERANG- Anak-anak memang sasaran empuk bagi para penjahat. Kemarin, Rabu (10/2), dua bocah perempuan sekolah dasar (SD) asal Kelurahan Cipocok, Kecamatan Cipocok Jaya, Kota Serang menjadi korban kejahatan. Dua buah telepon seluler (ponsel) milik kedua bocah itu dirampas oleh seorang perempuan cantik.
Perampasan itu terjadi sekira pukul 15.30 WIB. Sebelumnya, kedua bocah bernama Wulan (10) dan Citra (10), baru saja rampung mengikuti pelajaran di sebuah madrasah di lingkungan Komplek perumahan Pemda, Kelurahan Cipocok. “Pulang dari sekolah di SD, siangnya, (wulan-red) belajar di madrasah di dekat rumah,” kata Enong, ibu kandung Wulan ditemui di Mapolsek Cipocok.
Saat kedua bocah itu berjalan menuju rumah, kedua siswi kelas IV SD N 1 Cipocok Jaya ini bertemu seorang perempuan muda tidak dikenal. Perempuan itu mengaku bernama Wulan. Ia membujuk kedua bocah itu agar mau mengantarkan ke suatu tempat di daerah Cipocok. “Pakai motor Vario Merah nomor polisinya A 6075 AH,” kata Enong.
Lantaran terus dibujuk, kedua bocah itu akhirnya luluh. Kedua bocah itu kemudian dibonceng mengendarai sepeda motor berkeliling Cipocok. “Sampai Polda sana. Di sana, cewek itu minjam handpone anak saya dan temannya buat masukin kartu punya dia. Nah, pas diidupin minta paswordnya, ya dikasih,” kata Enong.
Setelah berkeliling, kedua bocah tersebut diantarkan kembali oleh pelaku di komplek perumahan Pemda Kelurahan Cipocok. Pelaku langsung merampas dua ponsel pintar milik kedua bocah itu setelah turun dari atas motor. “Handponenya harga Rp 2 jutaan. Merek Samsung,” kata Enong.
Sadar menjadi korban perampasan, kedua korban mengadukan kejadian itu kepada orangtuanya masing-masing. Didampingi kedua orangtuanya, korban melaporkan perampasan itu ke Mapolsek Cipocok. “Pelakunya cantik kok. Pakai softlens dan ngakunya lulusan dari SMK di Cilegon,” ujar Enong.
Kapolsek Cipocok Komisaris Polisi (Kompol) Zainal mengakui modus yang digunakan pelaku tergolong baru di wilayah hukumnya. “Ini tergolong modus baru. Pengaduan sudah kami terima, tentu kami akan diselidiki lebih dahulu,” kata Zainal.
Ia mengimbau agar warga tidak memberikan fasilitas berlebihan kepada anak-anak. Soalnya, fasilitas tersebut dapat menimbulkan kejahatan. “Kalau pun mau diberikan ponsel, jangan bagus-bagus. Biasa saja. Kalau pun mau diberikan, jangan gunakan itu saat sedang berjalan,” kata Zainal. (nda/air/dil/jpnn)